Home Ilmu Komunikasi 12 Prinsip Komunikasi Yang Penting Diketahui

12 Prinsip Komunikasi Yang Penting Diketahui

by Rudi Trianto
12 Prinsip Komunikasi Yang Penting Diketahui

12 Prinsip Komunikasi Yang Penting Diketahui. Komunikasi adalah inti dari interaksi manusia yang memungkinkan individu untuk berbagi informasi, pandangan, emosi, dan ide. Dalam setiap interaksi, prinsip-prinsip komunikasi berperan penting dalam memahami bagaimana pesan disampaikan, diterima, dan diartikan. Dalam tulisan ini kita akan membahas prinsip-prinsip komunikasi antara lain yakni proses simbolik, potensi komunikasi dalam perilaku, dimensi isi dan hubungan, serta tingkat kesengajaan dalam komunikasi.

Komunikasi merupakan landasan bagi interaksi manusia dan penting dalam memahami, berbagi, serta membentuk hubungan. Dalam menggali pemahaman yang lebih mendalam tentang prinsip-prinsip komunikasi. Prinsip lain yang akan kita bahas adalah komunikasi dalam konteks ruang dan waktu, prediksi peserta komunikasi, sifat sistemik komunikasi, dan pengaruh latar belakang sosial-budaya dalam efektivitas komunikasi.

Prinsip Dasar Komunikasi Manusia

Komunikasi adalah inti dari interaksi manusia, memungkinkan kita untuk berbagi informasi, emosi, dan pandangan. Prinsip-prinsip komunikasi membantu kita memahami kompleksitas dari pertukaran pesan ini. Berikut ini kita akan bahas 12 prinsip komunikasi yang esensial antara lain komunikasi nonsekuensial, prosesual dan dinamis, sifat irreversibel komunikasi, serta pemahaman bahwa komunikasi bukanlah solusi tunggal untuk segala masalah.

1. Komunikasi adalah Proses Simbolik

Prinsip pertama yang mendasari komunikasi adalah bahwa komunikasi adalah proses simbolik. Manusia menggunakan simbol-simbol seperti kata-kata, gambar, isyarat, dan bahasa tubuh untuk mengirim dan menerima pesan. Namun, makna dari simbol-simbol ini tidaklah tetap dan universal. Setiap individu dapat mengartikan simbol dengan cara yang berbeda berdasarkan pengalaman, budaya, dan konteksnya. Oleh karena itu, pengirim pesan perlu mempertimbangkan pemahaman penerima dalam menggunakan simbol-simbol tertentu.

2. Setiap Perilaku Mempunyai Potensi Komunikasi

Prinsip ini menegaskan bahwa setiap tindakan dan perilaku individu memiliki potensi untuk mengandung pesan atau makna tertentu. Terkadang, pesan dapat diungkapkan dengan kata-kata, tetapi bahkan ekspresi wajah, gerakan tubuh, atau diam juga dapat berkomunikasi dengan jelas. Misalnya, senyuman dapat mengindikasikan kesenangan atau persetujuan, sementara mata yang menyipit mungkin menunjukkan kecurigaan atau ketidakpercayaan. Kehadiran di dalam ruangan juga dapat mengkomunikasikan status sosial atau perasaan tertentu.

Baca juga: Konsep Dasar dan Implikasi Ilmu Komunikasi

3. Komunikasi Punya Dimensi Isi dan Hubungan

Prinsip ini menggambarkan bahwa pesan dalam komunikasi memiliki dua dimensi penting: dimensi isi (content) dan dimensi hubungan (relationship). Dimensi isi berkaitan dengan informasi konkret yang disampaikan dalam pesan, sementara dimensi hubungan menunjukkan bagaimana hubungan antara komunikator terbentuk melalui pertukaran pesan. Sebagai contoh, seorang manajer yang memberikan instruksi kepada bawahannya (dimensi isi) juga mengkomunikasikan peran otoritas dan struktur hubungan mereka (dimensi hubungan).

4. Komunikasi Berlangsung dalam Berbagai Tingkat Kesengajaan

Prinsip ini menunjukkan bahwa komunikasi dapat terjadi dalam berbagai tingkat kesengajaan. Beberapa komunikasi terjadi secara sengaja dan terencana, seperti saat seseorang memberikan presentasi di depan umum. Namun, komunikasi juga dapat terjadi secara tidak sengaja atau refleksif, seperti ketika seseorang tertawa sebagai respons alami terhadap humor. Tingkat kesengajaan ini memengaruhi bagaimana pesan diartikan dan diterima oleh penerima.

5. Komunikasi Terjadi dalam Konteks Ruang dan Waktu

Prinsip pertama yang perlu ditekankan adalah bahwa komunikasi selalu terjadi dalam konteks ruang dan waktu yang spesifik. Lingkungan fisik tempat komunikasi berlangsung dan waktu saat komunikasi terjadi dapat berdampak signifikan pada bagaimana pesan diterima dan diartikan. Ruang yang nyaman dan bebas dari gangguan serta waktu yang tepat dapat meningkatkan efektivitas komunikasi.

6. Melibatkan Prediksi Peserta Komunikasi

Prinsip kedua adalah keterlibatan prediksi peserta komunikasi dalam memahami respon yang mungkin dari pihak lain. Individu sering mencoba untuk memprediksi bagaimana lawan bicara atau pendengar akan merespons pesan yang disampaikan. Ini melibatkan penggunaan pengetahuan tentang pengalaman sebelumnya, norma-norma sosial, dan keterampilan membaca ekspresi nonverbal untuk mengantisipasi reaksi.

<yoastmark class=

7. Komunikasi Bersifat Sistemik

Prinsip ini menekankan bahwa komunikasi adalah fenomena sistemik. Artinya, komunikasi terjadi dalam kerangka sistem yang saling terkait. Setiap elemen komunikasi, seperti pesan, pengirim, penerima, dan konteks, saling memengaruhi. Perubahan dalam satu elemen dapat berdampak pada seluruh sistem komunikasi.

8. Latar Belakang Sosial-Budaya Berpengaruh Terhadap Efektifitas Komunikasi

Prinsip ini menyoroti pentingnya latar belakang sosial-budaya dalam efektivitas komunikasi. Setiap individu membawa norma-norma budaya, nilai-nilai, bahasa, dan pengalaman unik ke dalam interaksi komunikasi. Faktor-faktor ini dapat mempengaruhi cara pesan dikodifikasi dan didekripsi, serta bagaimana pesan diterima dan dimaknai oleh penerima.

9. Komunikasi Bersifat Nonsekuensial

Prinsip pertama yang harus diperhatikan adalah bahwa komunikasi tidak selalu mengikuti urutan linier atau sekuensial. Artinya, pesan-pesan tidak selalu disampaikan atau diterima dalam susunan yang terstruktur. Dalam percakapan, topik dapat berubah-ubah tanpa mengikuti pola tertentu. Ini menunjukkan kompleksitas komunikasi manusia yang melampaui batasan urutan logis.

10. Komunikasi Bersifat Prosesual, Dinamis, dan Transaksional

Prinsip ini menegaskan bahwa komunikasi adalah proses berkelanjutan yang terus berubah seiring waktu. Komunikasi juga bersifat dinamis, artinya interaksi antara pesan dan responnya dapat berubah seiring perkembangan percakapan. Ini juga dianggap transaksional, karena pesan tidak hanya dikirimkan oleh satu pihak, tetapi juga menerima tanggapan dari pihak lain.

11. Komunikasi Bersifat Irreversibel

Prinsip ini menggarisbawahi bahwa komunikasi bersifat irreversibel. Setelah pesan dikirimkan, kita tidak dapat mengubahnya atau menghapusnya. Ini berarti bahwa pesan yang sudah disampaikan akan menjadi bagian dari catatan sejarah komunikasi dan mungkin memiliki dampak jangka panjang.

12. Komunikasi Bukan Panasea untuk Menyelesaikan Berbagai Masalah

Prinsip terakhir ini mengingatkan kita bahwa komunikasi, meskipun penting, bukanlah solusi ajaib untuk semua masalah. Walaupun komunikasi yang efektif dapat membantu dalam mengatasi perbedaan, konflik, dan kesalahpahaman, beberapa masalah lebih kompleks dan memerlukan pendekatan yang lebih luas. Komunikasi perlu didukung oleh tindakan konkret dan pemecahan masalah yang lebih mendalam.

Baca juga: Inilah Tujuan dan Fungsi Komunikasi

Konklusi Prinsip Komunikasi

Prinsip-prinsip komunikasi ini merupakan dasar yang memandu interaksi manusia sehari-hari. Dengan memahami bahwa komunikasi adalah proses simbolik yang melibatkan berbagai tingkat kesengajaan, serta memiliki dimensi isi dan hubungan yang saling terkait, kita dapat lebih efektif dalam menyampaikan pesan dan memahami pesan yang diterima. Pengakuan akan potensi komunikasi dalam setiap perilaku juga membantu kita membentuk hubungan yang lebih baik dengan orang lain dan meminimalkan risiko terjadinya kesalahpahaman.

Prinsip-prinsip komunikasi ini memberikan wawasan yang penting dalam memahami bagaimana pesan dipertukarkan dalam interaksi manusia. Dengan menyadari bahwa komunikasi selalu terjadi dalam konteks ruang dan waktu tertentu, bahwa prediksi peserta komunikasi adalah bagian integral dari proses komunikasi, dan bahwa komunikasi adalah fenomena sistemik yang kompleks, serta bahwa latar belakang sosial-budaya memengaruhi setiap aspek komunikasi, kita dapat menjadi komunikator yang lebih efektif dan berpengaruh.

Prinsip-prinsip ini mengilustrasikan bahwa komunikasi adalah fenomena kompleks yang melibatkan lebih dari sekadar pertukaran kata-kata. Pemahaman bahwa komunikasi bersifat nonsekuensial mengingatkan kita untuk bersiap menghadapi perubahan dalam percakapan, dan menghargai pergeseran topik yang dapat terjadi. Pengakuan terhadap sifat dinamis dan transaksional komunikasi membantu kita lebih peka terhadap reaksi dan respons dari pihak lain. Ini memicu keterlibatan aktif dalam mendengarkan dan memahami pesan secara menyeluruh.

Sifat irreversibel komunikasi mengajarkan kita untuk mempertimbangkan kata-kata dan tindakan kita secara cermat sebelum disampaikan. Dampak jangka panjang dari komunikasi yang tidak tepat dapat mendorong kita untuk lebih berhati-hati dalam ekspresi diri. Terakhir, pemahaman bahwa komunikasi bukanlah solusi universal mengingatkan kita bahwa dalam menghadapi masalah yang lebih dalam dan kompleks, diperlukan pendekatan yang lebih luas. Tindakan nyata dan solusi konkret juga penting dalam membangun pemahaman dan hubungan yang lebih baik.

You may also like

Leave a Comment