Home Ilmu Komunikasi 4 Tujuan Komunikasi dalam Perspektif Perubahan Sosial

4 Tujuan Komunikasi dalam Perspektif Perubahan Sosial

by Rudi Trianto
4 Tujuan Komunikasi dalam Perspektif Perubahan Sosial

4 Tujuan Komunikasi dalam Perspektif Perubahan Sosial. Dalam kompleksitas dinamika masyarakat saat ini, peran komunikasi menjadi semakin penting sebagai alat utama dalam mencapai berbagai tujuan. Tujuan komunikasi termasuk perubahan sosial, partisipasi aktif, perubahan sikap, perubahan pendapat, dan perubahan perilaku. Pengaruh komunikasi tidak hanya terbatas pada penyampaian informasi. Tetapi juga mencakup kemampuan untuk membentuk dan membimbing pemahaman serta tindakan individu dan kelompok.

Sebagai dasar konsep, McQuail (2008) dalam karyanya “McQuail’s Mass Communication Theory” menekankan bahwa komunikasi tidak hanya sebagai proses pengiriman pesan. Tetapi juga sebagai sarana yang kuat untuk membentuk dan merangsang perubahan dalam masyarakat. Dalam perspektif ini, tujuan komunikasi melibatkan penciptaan perubahan sosial yang positif melalui interaksi informasi, ide, dan nilai antara berbagai entitas di dalam masyarakat.

Dalam mengkaji tujuan komunikasi, perlu memahami bahwa social change atau perubahan sosial merupakan salah satu fokus utama. Menurut Rogers (2003) dalam “Diffusion of Innovations,” komunikasi memainkan peran sentral dalam menyebarkan ide dan inovasi yang dapat membawa perubahan positif dalam pola pikir dan tindakan masyarakat. Sehingga, pengertian komunikasi sebagai alat yang membentuk realitas sosial menjadi krusial dalam mencapai tujuan perubahan sosial.

Namun, pencapaian perubahan sosial tidak lepas dari partisipasi aktif masyarakat. Servaes (1999) dalam “Communication for Development: One World, Multiple Cultures” menekankan pentingnya komunikasi partisipatif yang mendorong keterlibatan dan kolaborasi antara komunikator dan penerima pesan. Dengan demikian, tujuan partisipatif dapat menjadi penggerak penting dalam mengarahkan masyarakat menuju perubahan positif.

Kita juga tidak dapat mengabaikan perubahan sikap, pendapat, dan perilaku sebagai tujuan komunikasi yang signifikan. Menurut Eagly dan Chaiken (1993) dalam “The Psychology of Attitudes,” komunikasi berperan dalam membentuk sikap individu terhadap isu tertentu, sementara perubahan pendapat dan perilaku melibatkan proses kompleks pemrosesan informasi dan motivasi. Oleh karena itu, perubahan sikap, pendapat, dan perilaku menjadi indikator keberhasilan komunikasi dalam mencapai tujuan tertentu.

Komunikasi dan Perubahan Sosial

Dalam kompleksitas perubahan dan dinamika masyarakat di Indonesia, komunikasi bukan sekadar sebagai alat penyampaian informasi. Akan tetapi juga sebagai kekuatan transformasional yang dapat membawa perubahan sosial, sikap, pendapat, dan perilaku. Komunikasi memiliki peran sentral dalam membentuk realitas sosial, menghubungkan individu, dan mempengaruhi pola pikir bersama. Dalam perspektif perubahan sosial di Indonesia, komunikasi dapat menjadi kekuatan pendorong bagi masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam mencapai perubahan yang diinginkan. Dengan memahami konsep partisipasi dan pemberdayaan melalui komunikasi, kita dapat merancang strategi yang sesuai untuk mencapai tujuan sosial yang lebih baik. Berikut ini adalah empat tujuan komunikasi secara umum.

1. Perubahan Sosial (Social Change)

Dalam era globalisasi dan interkoneksi sosial yang semakin kompleks, tujuan komunikasi yang mencakup perubahan sosial menjadi aspek yang sangat relevan. Komunikasi yang efektif dapat memainkan peran kunci dalam membangun partisipasi aktif masyarakat dan merangsang perubahan sosial yang positif. McQuail (2008) menggarisbawahi pentingnya komunikasi sebagai alat untuk mencapai perubahan sosial dan partisipasi masyarakat.

Perubahan sosial sering kali dikaitkan dengan partisipasi masyarakat yang aktif. Menurut Rogers (2003) proses komunikasi dapat berperan sebagai katalisator untuk mengubah pola pikir dan tindakan masyarakat. Penyebaran informasi melalui berbagai saluran komunikasi dapat merangsang partisipasi sosial yang konstruktif, menciptakan kesadaran, dan memotivasi individu untuk berkontribusi pada perubahan yang diinginkan. Dalam konteks ini, kampanye-kampanye sosial, diskusi publik, dan penyuluhan masyarakat menjadi instrumen penting dalam mencapai tujuan partisipasi sosial dan perubahan sosial yang berkelanjutan.

Baca juga: Inilah 12 Model Komunikasi

Penting untuk memahami bahwa partisipasi bukan hanya tentang menyebarkan informasi, tetapi juga membangun keterlibatan aktif masyarakat dalam proses pengambilan keputusan dan tindakan bersama. Dalam Komunikasi partisipatif, yang ditekankan oleh Servaes (1999) dalam “Communication for Development: One World, Multiple Cultures,” menjadi landasan bagi penciptaan perubahan sosial yang berasal dari masyarakat itu sendiri. Komunikasi memiliki peran penting dalam membentuk identitas sosial dan memobilisasi masyarakat untuk berpartisipasi dalam proses perubahan yang diharapkan. Komunikasi efektif dapat merangsang partisipasi sosial yang positif. Dengan memahami peran komunikasi dalam mengaktifkan partisipasi masyarakat, kita dapat merancang strategi komunikasi yang menggalang dukungan aktif dan keterlibatan masyarakat dalam mencapai tujuan perubahan sosial.

2. Perubahan Sikap (Attitude Change)

Komunikasi memiliki peran krusial dalam merintis perubahan sikap (attitude change) dalam masyarakat. Dalam era di mana pandangan terhadap isu-isu sosial terus berkembang, komunikasi yang efektif dapat memainkan peran signifikan dalam membentuk dan mengubah sikap individu terhadap suatu topik. Perubahan sikap melibatkan pengaruh kuat dari komunikasi yang disampaikan. Menurut Eagly dan Chaiken (1993) dalam “The Psychology of Attitudes,” sikap adalah evaluasi pribadi terhadap suatu objek, dan komunikasi yang berhasil dapat merangsang perubahan dalam evaluasi tersebut. Oleh karena itu, penyampaian pesan yang memiliki kejelasan, ketepatan, dan relevansi dapat memicu perubahan sikap yang signifikan.

Dalam konteks komunikasi massa, penggunaan narasi dan framing yang efektif juga memainkan peran penting dalam membangun perubahan sikap. Menurut Entman (1993) bagaimana suatu isu atau pesan dipresentasikan dapat memengaruhi interpretasi dan evaluasi audiens, sehingga memodifikasi sikap mereka terhadap isu tersebut. Perubahan sikap sering kali tidak terlepas dari interaksi sosial dan pengaruh kelompok. Tajfel dan Turner (1979) menekankan bahwa sikap individu terhadap suatu hal dapat dipengaruhi oleh identitas kelompoknya. Oleh karena itu, strategi komunikasi yang memperhitungkan dinamika sosial ini dapat menjadi kunci dalam mencapai perubahan sikap yang berkelanjutan.

Selain menciptakan perubahan sosial, tujuan komunikasi juga melibatkan perubahan sikap individu atau kelompok. Komunikasi memiliki dampak signifikan dalam membentuk sikap seseorang terhadap suatu isu atau masalah. Dalam memahami konsep attitude change atau perubahan sikap, penting untuk mengidentifikasi bagaimana komunikasi dapat memainkan peran kunci dalam merangsang pemikiran positif atau perubahan sikap yang diinginkan. Dalam konteks perubahan sikap, komunikasi yang efektif dapat mengubah persepsi dan sikap individu terhadap suatu hal. Dengan memahami dinamika komunikasi dalam membentuk sikap, kita dapat merancang pesan-pesan yang dapat memotivasi perubahan sikap yang positif di tengah-tengah masyarakat.

4 Tujuan Komunikasi dalam Perspektif Perubahan Sosial

4 Tujuan Komunikasi dalam Perspektif Perubahan Sosial

3. Perubahan Pendapat (Opinion Change)

Dalam konteks komunikasi, perubahan pendapat (opinion change) merupakan aspek yang esensial dalam membentuk pandangan masyarakat terhadap isu-isu tertentu. Komunikasi yang efektif mampu memengaruhi opini publik melalui penyampaian informasi, argumen yang kuat, dan pembentukan naratif yang persuasif. Dalam pandangan McGuire (1968) dalam “Personality and Attitude Change: An Information-Processing Theory,” opini merupakan hasil dari pemrosesan informasi yang kompleks, dan komunikasi memainkan peran dalam membentuk dan mengubah proses tersebut.

Perubahan opini dapat dicapai melalui strategi komunikasi yang memadukan fakta, argumentasi, dan emosi. Zaller (1992) menyoroti bahwa opini publik seringkali dipengaruhi oleh konteks sosial dan informasi yang tersedia. Oleh karena itu, penyajian informasi dengan cara yang dapat dipahami dan diakses oleh masyarakat menjadi kunci dalam meraih perubahan opini yang signifikan. Dalam era media sosial, role model atau tokoh yang dihormati dapat berperan penting dalam membentuk opini. Menurut Bandura (2001) individu cenderung meniru perilaku dan sikap yang diobservasi dari tokoh-tokoh yang dianggap sebagai model. Dengan memanfaatkan pengaruh sosial ini, komunikasi dapat membentuk opini melalui representasi positif dan inspiratif.

Sejalan dengan tujuan komunikasi untuk mencapai perubahan sosial dan sikap, tujuan komunikasi juga melibatkan opinion change atau perubahan pendapat di kalangan masyarakat. Komunikasi memiliki kemampuan untuk memengaruhi pandangan dan pendapat seseorang terhadap suatu isu. Dengan demikian, pemahaman terhadap bagaimana komunikasi dapat membentuk opini menjadi penting dalam merancang strategi yang efektif. Khususnya dalam mencapai tujuan perubahan pendapat yang diinginkan. Dalam melihat perubahan opini, komunikasi dapat memainkan peran signifikan dalam merubah pandangan masyarakat terhadap isu tertentu.

4. Perubahan Perilaku (Behavior Change)

Komunikasi sebagai alat untuk mendorong perubahan perilaku (behavior change) memiliki peran sentral dalam membentuk masyarakat yang lebih responsif terhadap isu-isu kritis. Tujuan utama komunikasi dalam konteks ini bukan hanya merubah pandangan atau pendapat, tetapi juga menggerakkan individu untuk mengadopsi tindakan nyata. Dalam perspektif ini, Fogg (2009) dalam “A Behavior Model for Persuasive Design” menunjukkan bahwa perilaku dapat dipengaruhi oleh keseimbangan antara motivasi, kemampuan, dan pemicu yang memicu aksi.

Perubahan perilaku melibatkan serangkaian langkah, dimulai dari memahami motivasi individu hingga merancang pemicu yang efektif. Prochaska dan DiClemente (1983) menyarankan bahwa individu melewati tahap-tahap perubahan perilaku tertentu sebelum mengadopsi tindakan positif. Oleh karena itu, pesan komunikasi harus disesuaikan dengan tahap perubahan perilaku masing-masing individu. Menggali lebih dalam, komunikasi dapat memainkan peran yang krusial dalam membangun persepsi individu terhadap norma sosial. Cialdini (2007) menyoroti kekuatan norma sosial dalam membentuk perilaku. Dengan memanfaatkan norma sosial yang positif, komunikasi dapat merangsang perubahan perilaku kolektif yang diinginkan.

Baca juga: 12 Prinsip Komunikasi Yang Penting Diketahui

Selain melibatkan perubahan sosial, sikap, dan pendapat, tujuan komunikasi juga merambah pada perubahan perilaku (behavior change) di tengah masyarakat Indonesia. Komunikasi dianggap sebagai kunci dalam membentuk dan merangsang perubahan perilaku positif di kalangan masyarakat. Pemahaman mendalam terhadap konsep behavior change menjadi penting dalam merancang pesan komunikasi yang dapat memotivasi tindakan nyata. Dalam perspektif perubahan perilaku, komunikasi memiliki peran penting dalam merancang pesan yang mempengaruhi keputusan dan tindakan konsumen.

Membentuk Masyarakat Melalui Komunikasi

Komunikasi telah membuktikan perannya sebagai katalisator utama dalam proses perubahan sosial, sikap, pendapat, dan perilaku di tengah masyarakat Indonesia. Melalui pemahaman mendalam terhadap dinamika komunikasi, kita dapat memanfaatkannya sebagai sarana yang efektif untuk membentuk realitas sosial yang lebih baik. Terbukti bahwa komunikasi bukan sekadar alat penyampaian informasi, melainkan juga instrumen yang memainkan peran sentral dalam menggagas perubahan yang substansial.

Kontribusi partisipasi aktif masyarakat dalam mencapai tujuan komunikasi menjadi landasan penting dalam mewujudkan perubahan yang berkelanjutan. Masyarakat yang berperan aktif sebagai pelaku utama dalam proses komunikasi akan lebih mudah terlibat dan memiliki rasa kepemilikan terhadap perubahan yang diusung. Dengan merancang strategi komunikasi yang menggalang dukungan partisipatif, kita dapat menciptakan momentum yang memungkinkan tercapainya transformasi positif dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat.

Menciptakan sikap positif dan perubahan pendapat melalui komunikasi efektif menjadi tantangan yang memerlukan pendekatan yang terarah. Komunikasi dapat memainkan peran kunci dalam membentuk sikap individu terhadap isu tertentu dan merangsang perubahan pandangan. Dengan merancang pesan-pesan yang meyakinkan dan memotivasi, kita dapat menciptakan iklim komunikasi yang mendukung terbentuknya opini yang matang dan positif di tengah masyarakat.

You may also like