Lima Strategi Pemasaran Tahun 2024. Pemasaran sebagai bidang yang terus berkembang, selalu dihadapkan pada tantangan masa depan yang tak terduga. Di tahun 2024 ini, diprediksi akan menjadi tahun yang menantang bagi para pemasar di Indonesia. Efek pasca pandemi, pemilihan umum, dan gejolak geopolitik adalah beberapa faktor yang masih akan mempengaruhi lanskap pemasaran dalam beberapa tahun ke depan. Oleh karena itu, penting bagi pemasar untuk merancang strategi yang fleksibel dan efektif untuk menghadapi ketidakpastian yang ada.
Indonesia dengan segala kompleksitasnya, menawarkan tantangan unik bagi para pemasar. Perubahan politik yang tidak terduga, seperti pemilihan umum, dapat memiliki dampak besar pada perilaku konsumen dan kebijakan bisnis. Efek pasca pandemi juga masih dapat menciptakan pergeseran dalam preferensi dan perilaku konsumen. Hal ini memaksa pemasar untuk beradaptasi dengan cepat. Selain itu, ketegangan geopolitik global juga dapat mempengaruhi strategi pemasaran, terutama dalam hal perdagangan dan regulasi.
Daftar Isi
Lima Strategi NSTOP
Untuk menghadapi tantangan-tantangan ini, pemasar perlu mengadopsi pendekatan yang proaktif dan berorientasi pada masa depan. Menurut Hermawan Kertajaya, strategi pemasaran yang dapat digunakan untuk memenangkan persaingan pasar adalah dengan konsep NSTOP, yang mencakup lima strategi kunci: Unifikasi, Sustainability, Teknologi, Operational Excellence, dan Projecting the Uncertainty. Tulisan berikut ini mencoba mengupas lima strategi pemasaran yang bisa diterapkan di tahun 2024.
N (Unifikasi)
Dalam menghadapi era modern yang semakin terhubung, pemasar harus menyadari bahwa pemisahan antara komunikasi online dan offline semakin kabur. Konsumen kini cenderung tidak lagi membedakan antara pengalaman online dan offline, melainkan mengharapkan integrasi di seluruh saluran interaksi dengan merek (Marketing 6.0 The Future is Immersive). Hal ini menuntut pemasar untuk memanfaatkan integrasi dalam strategi pemasaran mereka secara holistik. Lebih dari sekadar komunikasi, integrasi ini harus mencakup seluruh pengalaman pelanggan, termasuk tahapan penelusuran produk, proses pembelian, hingga layanan purna jual.
Sangatlah penting integrasi online dan offline dalam meningkatkan keterlibatan konsumen serta mempertahankan retensi pelanggan. Pemasar yang berhasil menciptakan pengalaman pelanggan di semua saluran memiliki keunggulan kompetitif yang signifikan. Oleh karena itu, untuk tetap relevan dan bersaing di pasar yang semakin sibuk dan kompetitif, pemasar perlu memprioritaskan integrasi online dan offline maupun sebaliknya dalam strategi pemasaran mereka.
Baca juga: Website Marketing dalam Komunikasi Pemasaran Digital
Dalam konteks ini, integrasi tidak hanya berarti menyatukan pesan atau promosi di berbagai saluran komunikasi. Lebih dari itu, integrasi mencakup pemahaman yang mendalam tentang preferensi dan perilaku konsumen di berbagai platform, serta penyediaan pengalaman yang konsisten dan relevan di setiap titik kontak dengan merek. Pemasar perlu memastikan bahwa tidak ada kesenjangan antara pengalaman online dan offline, sehingga konsumen merasa diperlakukan secara konsisten dan dihargai di semua saluran.
Dengan demikian, pemasar harus memprioritaskan pengembangan strategi pemasaran yang mengintegrasikan secara efektif komunikasi online dan offline maupun offline dan online. Serta memastikan bahwa setiap interaksi dengan merek menciptakan nilai tambah bagi konsumen. Dengan memanfaatkan keunggulan ini, pemasar dapat memperkuat hubungan dengan pelanggan, meningkatkan loyalitas merek, dan mencapai keberhasilan jangka panjang di pasar yang terus berubah dan kompetitif.
S (Sustainability)
Sustainability (Keberlanjutan) dalam konteks pemasaran menyoroti pentingnya tidak hanya bertahan dalam jangka pendek, tetapi juga memastikan kelangsungan bisnis jangka panjang. Pemasar perlu memahami bahwa strategi pemasaran yang berkelanjutan harus mempertimbangkan dampak lingkungan, sosial, dan ekonomi dari setiap kegiatan pemasaran yang dilakukan. Ini berarti tidak hanya mencari keuntungan finansial dalam jangka pendek, tetapi juga memperhitungkan dampak jangka panjang terhadap lingkungan dan masyarakat. Pendekatan ini sejalan dengan prinsip-prinsip People, Positioning, Prosperity, Peace, dan Partnership yang menekankan pentingnya mengintegrasikan aspek-aspek keberlanjutan ke dalam strategi bisnis.
Kolaborasi dengan berbagai pihak, pemangku kepentingan eksternal seperti pemerintah, LSM, dan komunitas lokal merupakan langkah kunci dalam membangun merek yang berkelanjutan. Kolaborasi semacam itu memungkinkan perusahaan untuk memahami lebih baik kebutuhan dan harapan masyarakat, serta menciptakan solusi yang lebih berkelanjutan. Selain itu, fokus pada inovasi terbuka (open innovation) juga merupakan strategi yang efektif dalam menciptakan posisi yang berkelanjutan di pasar.
Pemasar juga perlu memperhatikan pentingnya transparansi dalam komunikasi mereka terkait dengan isu-isu keberlanjutan. Konsumen modern semakin sadar akan isu-isu lingkungan dan sosial, dan mereka cenderung mendukung merek yang mempromosikan nilai-nilai keberlanjutan. Oleh karena itu, dengan mengadopsi pendekatan yang transparan dan berkomitmen terhadap keberlanjutan, perusahaan dapat membangun kepercayaan konsumen dan memperkuat citra merek mereka. Dengan demikian, keberlanjutan bukan hanya tentang meminimalkan dampak negatif. Tetapi juga tentang menciptakan nilai tambah bagi pelanggan dan masyarakat secara keseluruhan.
Sustainability menjadi aspek penting dalam strategi pemasaran yang efektif khususnya di tahun 2024. Dengan memprioritaskan keberlanjutan dalam setiap aspek kegiatan pemasaran, perusahaan dapat menciptakan nilai jangka panjang bagi semua pemangku kepentingan, termasuk pelanggan, masyarakat, dan lingkungan. Dengan mengadopsi pendekatan kolaboratif dan inovatif, serta berkomitmen terhadap transparansi dan integritas, perusahaan dapat membangun merek yang tidak hanya sukses secara finansial, tetapi juga berkelanjutan dari sudut pandang lingkungan dan sosial.
T (Technology)
Teknologi menjadi salah satu aspek penting dalam strategi pemasaran di era digital seperti sekarang ini. Perkembangan teknologi yang cepat tidak hanya mengubah cara perusahaan berinteraksi dengan pelanggan, tetapi juga mengubah perilaku dan ekspektasi konsumen. Oleh karena itu, pemasar harus memahami secara mendalam bagaimana teknologi dapat digunakan untuk menciptakan nilai tambah bagi pelanggan dan perusahaan. Meskipun teknologi menawarkan potensi yang besar, pemasar juga harus memastikan bahwa penggunaannya terkendali dan memberikan manfaat yang positif, sesuai dengan prinsip “Jangan menolak teknologi. Namun, teknologi harus dikontrol untuk kebaikan.”
Penerapan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) dalam pemasaran dapat membantu perusahaan meningkatkan personalisasi pesan, menganalisis data secara lebih efisien, dan meningkatkan interaksi dengan pelanggan secara real-time. Dengan memahami preferensi dan perilaku konsumen secara lebih akurat, perusahaan dapat menciptakan pengalaman yang lebih relevan dan memuaskan bagi pelanggan mereka. Oleh karena itu, pemasar perlu terus memantau perkembangan teknologi seperti AI dan mengintegrasikannya ke dalam strategi pemasaran mereka.
Penggunaan teknologi tidak hanya terbatas pada kecerdasan buatan, tetapi juga mencakup berbagai inovasi seperti Internet of Things (IoT), big data analytics, dan augmented reality (AR). Pemasar perlu memahami potensi dan batasan masing-masing teknologi ini, serta mengeksplorasi cara terbaik untuk mengintegrasikannya ke dalam strategi pemasaran mereka. Misalnya, IoT dapat digunakan untuk mengumpulkan data tentang perilaku konsumen secara real-time, sementara AR dapat digunakan untuk meningkatkan pengalaman pelanggan melalui visualisasi produk yang interaktif.
Selain itu, pemasar juga perlu memperhatikan aspek-etis dalam penggunaan teknologi dalam pemasaran. Dalam mengumpulkan dan menganalisis data konsumen, perusahaan harus memastikan bahwa privasi dan keamanan data tetap terjaga. Transparansi dalam penggunaan teknologi juga penting untuk membangun kepercayaan konsumen dan menghindari backlash dari masyarakat. Dengan memprioritaskan keamanan dan etika dalam penggunaan teknologi, perusahaan dapat menciptakan hubungan yang lebih kuat dengan pelanggan. Sehingga terbangun reputasi merek yang positif.
O (Operational Excellence)
Operasional yang unggul (Operational Excellence) menjadi salah satu faktor kunci dalam kesuksesan perusahaan, terutama di tengah lingkungan bisnis yang tidak pasti dan berubah-ubah. Pemasar harus menyadari bahwa untuk tetap bersaing, mereka perlu terus meningkatkan efisiensi dan efektivitas operasional mereka. Konsep Quality, Cost, Delivery, and Service (QCDS) menjadi panduan utama dalam mencapai tujuan ini. Dengan memastikan bahwa produk atau layanan yang disediakan memenuhi standar kualitas yang tinggi, dengan biaya yang terkendali, dan dikirimkan tepat waktu. Serta didukung oleh layanan pelanggan yang baik, perusahaan dapat memenangkan kepercayaan dan kepuasan pelanggan.
Implementasi Continuous Improvement-Enterprise Leadership (CI-EL) merupakan pendekatan yang efektif dalam meningkatkan kinerja operasional. Melalui pendekatan ini, perusahaan diberdayakan untuk terus-menerus memperbaiki proses mereka, meningkatkan kualitas produk, mengurangi biaya produksi, mempercepat waktu pengiriman, dan meningkatkan layanan pelanggan. Inovasi, kepemimpinan, dan produktivitas menjadi kunci dalam mencapai keunggulan operasional. Dengan mendorong budaya inovasi dan kreativitas di seluruh organisasi, serta memastikan bahwa manajemen memiliki visi yang jelas dan efektif dalam mengarahkan upaya perbaikan. Perusahaan juga dapat membangun fondasi yang kuat untuk kesuksesan jangka panjang.
Operasional yang unggul juga melibatkan peningkatan proses internal dan eksternal perusahaan. Pemasar perlu memastikan bahwa proses-proses operasional mereka tidak hanya efisien, tetapi juga responsif terhadap kebutuhan pelanggan. Ini dapat melibatkan investasi dalam teknologi dan sistem informasi yang memungkinkan otomatisasi proses, pemantauan kinerja secara real-time, dan analisis data yang mendalam. Selain itu, kolaborasi dengan mitra dan pemasok eksternal juga penting dalam menciptakan rantai pasokan yang efisien dan responsif.
Pemasar harus memprioritaskan operational excellence dalam strategi pemasaran mereka. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas operasional, perusahaan dapat memenuhi kebutuhan pelanggan dengan lebih baik. Serta mengurangi biaya, meningkatkan kualitas produk dan layanan, hingga mempercepat waktu respons. Dengan demikian, mereka dapat memperoleh keunggulan kompetitif yang signifikan di pasar yang semakin sibuk dan berubah-ubah.
P (Projecting the Uncertainty)
Projecting the Uncertainty (Proyeksi Ketidakpastian) menjadi kunci dalam menghadapi masa depan yang tidak terduga dalam dunia pemasaran. Mengingat bahwa lingkungan pemasaran selalu berubah dengan cepat, pemasar harus memahami bahwa ketidakpastian merupakan bagian alami dari perjalanan mereka. Oleh karena itu, penting bagi pemasar untuk tidak hanya bereaksi terhadap perubahan yang terjadi. Tetapi juga proaktif dalam mempersiapkan diri untuk berbagai kemungkinan yang mungkin terjadi di masa depan. Dengan menyusun skenario yang memungkinkan, pemasar dapat mengantisipasi berbagai tantangan dan peluang yang mungkin muncul. Sehingga memungkinkan mereka untuk merumuskan strategi yang sesuai dengan kondisi pasar yang berubah.
Baca juga: Inilah Evolusi Marketing dari 1.0 hingga 5.0
Pengembangan skenario dapat membantu perusahaan mengidentifikasi risiko potensial dan peluang di masa depan. Dengan mempertimbangkan berbagai kemungkinan, perusahaan dapat mengevaluasi potensi dampak dari setiap skenario dan menyiapkan rencana yang sesuai. Pendekatan yang berbasis pada skenario memungkinkan perusahaan untuk tidak hanya bereaksi terhadap perubahan yang terjadi. Dan juga mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk meminimalkan risiko dan memanfaatkan peluang yang muncul. Dengan demikian, pemasar perlu mengadopsi pendekatan yang proaktif dan berbasis pada skenario dalam menyusun strategi pemasaran mereka.
Dalam konteks pemasaran lembaga pedidikan Islam di masa depan, skenario seperti Pesantren 4.0 dan 5.0 menjadi penting untuk dipertimbangkan. Skenario ini membantu lembaga pendidikan memahami tren masa depan dalam dunia pendidikan. Agar mereka mempersiapkan diri untuk menghadapi perubahan yang mungkin terjadi. Dengan mempertimbangkan berbagai skenario yang mungkin terjadi, lembaga pendidikan khususnya pesantren dapat mengidentifikasi langkah-langkah yang perlu diambil untuk tetap relevan dan bersaing di masa depan. Oleh karena itu, penting bagi pemasar untuk memanfaatkan skenario ini sebagai dasar untuk merumuskan strategi pemasaran yang efektif.
Antisipasi Masa Depan
Tahun 2024 menandai periode yang penting bagi para pemasar di Indonesia. Di mana mereka dihadapkan pada tantangan dan peluang yang beragam. Dalam menghadapi ketidakpastian masa depan, penggunaan pendekatan NSTOP – Unifikasi, Sustainability, Teknologi, Operational Excellence, dan Projecting the Uncertainty – menjadi kunci untuk mempersiapkan diri dengan baik. Pendekatan ini memberikan kerangka kerja yang komprehensif bagi pemasar untuk mengembangkan strategi yang responsif dan berkelanjutan. Strategi ini tidak hanya bertujuan untuk memenangkan persaingan saat ini, tetapi juga untuk menciptakan nilai bagi pelanggan dan perusahaan.
Adopsi pendekatan NSTOP memungkinkan pemasar untuk memperkuat keterlibatan pelanggan dan meningkatkan keberlanjutan operasional. Serta memanfaatkan teknologi dengan efektif, dan mengantisipasi ketidakpastian masa depan. Dengan memperhatikan elemen-elemen ini, pemasar dapat mengembangkan strategi pemasaran yang lebih holistik dan responsif terhadap perubahan pasar. Selain itu, penting bagi pemasar untuk terus memantau perkembangan tren dan teknologi. Agar pemasar memperbarui strategi mereka secara berkala untuk tetap relevan dalam lingkungan bisnis yang berubah dengan cepat.
Kesuksesan pemasar di tahun 2024 dan seterusnya akan ditentukan oleh kemampuan pemasar untuk mengadopsi pendekatan yang adaptif dan inovatif dalam menghadapi dinamika pasar yang terus berubah. Memanfaatkan pendekatan NSTOP sebagai panduan, pemasar dapat memposisikan diri mereka menghadapi tantangan dan peluang dengan keyakinan dan memastikan keberhasilan jangka panjang bagi perusahaan mereka. Dengan demikian, pemasar dapat mengantisipasi perubahan pasar. Dan mempersiapkan diri untuk menghadapi tantangan dan peluang yang mungkin muncul di masa depan.