Mengenal empat fungsi komunikasi. Komunikasi adalah elemen kunci dalam kehidupan manusia, dan untuk memahami kompleksitasnya, kita dapat merinci empat fungsi komunikasi yang dicetuskan oleh William E. Gorden (1978). Keempat fungsi tersebut, yaitu fungsi komunikasi sosial, fungsi komunikasi ekspresif, fungsi komunikasi ritual, dan fungsi komunikasi instrumental, mencerminkan peran komunikasi dalam membentuk identitas diri, menyampaikan perasaan, menjalani ritual sosial, dan mencapai tujuan praktis. Artikel ini akan membahas masing-masing fungsi secara mendalam dengan memberikan contoh dan mendukungnya dengan referensi dari sumber-sumber yang terpercaya.
Daftar Isi
1. Fungsi Komunikasi Sosial
Fungsi komunikasi sosial menempatkan komunikasi sebagai alat utama dalam membangun konsep diri, aktualisasi-diri, dan kelangsungan hidup manusia. Konsep diri seseorang, menurut Gorden, dibentuk melalui interaksi sosial dan pengaruh budaya (Gorden, 1952). Ini mencakup identifikasi diri dalam konteks keluarga, teman, dan masyarakat. Dalam perspektif ini, komunikasi menjadi lebih dari sekadar pertukaran informasi; ia menjadi sarana untuk memperoleh kebahagiaan, mengurangi tekanan, dan memupuk hubungan sosial.
Pentingnya komunikasi dalam membentuk konsep diri didukung oleh teori-teori psikologi dan sosiologi. George Herbert Mead, misalnya, menekankan bahwa manusia mengembangkan pemahaman tentang diri mereka melalui interaksi dengan orang lain dalam masyarakat (Mead, 1934). Konsep ini, yang dikenal sebagai “the looking glass self,” menunjukkan bahwa pandangan diri seseorang tercermin dari bagaimana orang lain meresponsnya.
Baca juga: 11 Rumus Sukses dalam Berkomunikasi
Selain itu, dalam konteks budaya, komunikasi tidak hanya memengaruhi individu tetapi juga membentuk dan mewariskan nilai-nilai dan norma-norma budaya. Edward T. Hall menggambarkan hubungan erat antara budaya dan komunikasi, menyatakan bahwa “budaya adalah komunikasi” dan sebaliknya (Hall, 1959). Dengan demikian, melalui proses komunikasi, individu tidak hanya memahami diri mereka sendiri tetapi juga menginternalisasi norma-norma sosial yang mendefinisikan budaya mereka.
2. Fungsi Komunikasi Ekspresif
Fungsi komunikasi ekspresif menyoroti peran komunikasi dalam menyampaikan perasaan dan emosi. Gorden menekankan bahwa komunikasi ekspresif tidak selalu bertujuan untuk mempengaruhi orang lain tetapi dapat menjadi instrumen untuk menyampaikan perasaan seseorang (Gorden, 1952). Ini melibatkan ekspresi verbal dan non-verbal yang mencerminkan keadaan emosional individu.
Konsep ini sesuai dengan teori komunikasi interpersonal yang mengakui kekuatan emosional dalam interaksi manusia. Albert Mehrabian, seorang psikolog, menunjukkan bahwa lebih dari 90% dari pesan emosional disampaikan melalui ekspresi wajah dan nada suara (Mehrabian, 1971). Oleh karena itu, komunikasi ekspresif menjadi penting dalam menciptakan koneksi emosional antara individu.
Komunikasi ekspresif juga terkait dengan konsep keberadaan diri. Dalam konteks ini, individu menggunakan komunikasi untuk menunjukkan eksistensi mereka. Rene Descartes pernah menyatakan, “Cogito, ergo sum” (Saya berpikir, maka saya ada), dan dalam hal ini, “Saya berkomunikasi, maka saya ada.” Komunikasi ekspresif menjadi sarana untuk menyatakan keberadaan dan mendapatkan pengakuan dari lingkungan sekitar.

Mengenal Empat Fungsi Komunikasi
3. Fungsi Komunikasi Ritual
Fungsi komunikasi ritual mencakup norma-norma sosial dan aturan yang mengatur interaksi manusia dalam suatu komunitas. Gorden menggambarkan bahwa komunikasi ritual sering dilakukan secara kolektif, melibatkan upacara-upacara yang terstruktur dan bersifat simbolik (Gorden, 1952). Upacara-upacara ini, seperti rites of passage, mencakup berbagai peristiwa dalam kehidupan manusia, mulai dari kelahiran, sunatan, hingga pernikahan.
Untuk memahami pentingnya komunikasi ritual, kita dapat merujuk pada teori rites of passage dari antropologi. Arnold van Gennep, seorang antropolog Perancis, menyatakan bahwa setiap perubahan status dalam kehidupan manusia melibatkan tiga tahapan: pemisahan, ambivalensi, dan pengintegrasian (van Gennep, 1909). Komunikasi ritual menjadi sarana untuk mengelola transisi ini, menginformasikan individu tentang perubahan status mereka, dan memastikan integrasi kembali ke dalam masyarakat.
Contoh nyata komunikasi ritual adalah upacara pernikahan. Dalam berbagai budaya, upacara pernikahan melibatkan kata-kata atau tindakan tertentu yang memiliki makna simbolik. Ritual ini bukan hanya sekadar formalitas, tetapi juga menyampaikan pesan tentang komitmen, tanggung jawab, dan perubahan status dalam kehidupan individu.
4. Fungsi Komunikasi Instrumental
Fungsi komunikasi instrumental berkaitan dengan upaya mencapai tujuan praktis melalui komunikasi. Gorden menggambarkan bahwa komunikasi instrumental terfokus pada informasi, pengajaran, dorongan, perubahan sikap dan keyakinan, serta perubahan perilaku (Gorden, 1952). Ini menyoroti sifat tugas-orientasi dari jenis komunikasi ini.
Dalam konteks ini, kita dapat merujuk pada teori komunikasi persuasif. Berbagai studi telah menunjukkan bahwa komunikasi dapat digunakan untuk mempengaruhi sikap dan perilaku orang lain (Petty & Cacioppo, 1986). Oleh karena itu, dalam komunikasi instrumental, pesan disusun dengan tujuan tertentu, seperti meyakinkan, mengajari, atau mengubah perilaku.
Baca juga: 12 Prinsip Komunikasi Yang Penting Diketahui
Contoh nyata dari komunikasi instrumental adalah komunikasi di tempat kerja. Dalam lingkungan profesional, pertukaran informasi dan instruksi sering kali menjadi fokus utama. Sebagai contoh, seorang manajer mungkin menggunakan komunikasi instrumental untuk memberikan petunjuk kepada timnya, sementara seorang guru menggunakan komunikasi ini untuk mengajarkan materi tertentu kepada siswanya.
Konklusi Fungsi Komunikasi
Keempat fungsi komunikasi yang diusulkan oleh William E. Gorden, yaitu komunikasi sosial, komunikasi ekspresif, komunikasi ritual, dan komunikasi instrumental, memberikan pandangan mendalam tentang peran komunikasi dalam kehidupan manusia. Komunikasi bukan hanya alat untuk pertukaran informasi tetapi juga fondasi bagi pembentukan identitas diri, memupuk hubungan sosial, dan mencapai tujuan praktis.
Dalam fungsi komunikasi sosial, komunikasi memainkan peran sentral dalam membentuk konsep diri dan mengintegrasikan individu dalam masyarakat. Konsep ini didukung oleh teori psikologi sosial dan sosiologi yang menekankan pentingnya interaksi sosial dalam perkembangan manusia. Fungsi komunikasi ekspresif menyoroti kekuatan emosional komunikasi dalam menciptakan koneksi antarindividu. Ekspresi perasaan melalui komunikasi verbal dan non-verbal menjadi cara untuk menyampaikan keberadaan diri dan membangun ikatan emosional.
Komunikasi ritual, melalui upacara-upacara simbolik, membentuk kerangka kerja normatif dalam masyarakat. Teori rites of passage memberikan wawasan tentang bagaimana komunikasi ritual membantu mengelola transisi dalam kehidupan manusia. Fungsi komunikasi instrumental menekankan pada sifat tugas-orientasi komunikasi dalam mencapai tujuan praktis. Dalam era persuasi dan informasi, komunikasi instrumental memiliki peran krusial dalam mempengaruhi sikap, keyakinan, dan perilaku orang lain.
Dalam perkembangan teknologi informasi, bentuk-bentuk komunikasi yang lebih canggih, seperti media sosial dan komunikasi daring, terus berkembang. Namun, keempat fungsi komunikasi tersebut tetap menjadi landasan yang relevan dalam pemahaman kemanusiaan. Pemahaman mendalam terhadap fungsi-fungsi ini membantu kita mengenali kompleksitas dan keberagaman komunikasi manusia di berbagai konteks kehidupan sehari-hari.