...
Home Ilmu Komunikasi Mengenal Lima Kelompok Generasi Konsumen

Mengenal Lima Kelompok Generasi Konsumen

by Rudi Trianto
Mengenal Lima Kelompok Generasi Konsumen

Mengenal Lima Kelompok Generasi Konsumen. Setiap Konsumen adalah unik. Dengan perkembangan teknologi, pemasaran lebih bersifat pesonal (one-to-one). Di masa depan, marketer akan melayani tiap segmen konsumen dengan seperangkat preferensi dan perilaku yang unik. Akan lebih bermanfaat jika marketer dapat melihat seluruh arah evolusi dan pergeseran pemasaran dengan melihat pasar arus utama yang dilayani perusahaan-perusahaan di masa mendatang. Memahami demografis pasar secara kolektif adalah cara yang paling fundamental untuk memprediksi arah pemasaran.

Memahami kelompok generasi adalah salah satu cara yang paling populer dalm menyusun segmentasi pasar. Premisnya adalah bahwa orang-orang yang lahir dan tumbuh dewasa di periode yang sama mengalami peristiwa penting yang sama. Jadi, mereka berbagi pengalaman sosiokultural yang sama dan lebih besar kemungkinannya memiliki seperangkat nilai, sikap, dan perilaku yang sama. Saat ini, ada lima kelompok generasi hidup bersama: Baby Boomers, Generasi X, Generasi Y, Generasi Z, dan Generasi Alfa. Berikut ini penjelasannya.

1. Generasi Baby Boomers (Kelahiran 1946 – 1960)

Baby Boomers disebut Kekuatan Ekonomi yang Menua. Baby Boomers lahir antara 1946 dan 1964. Istilah “baby boom” merujuk pada tingkat kelahiran yang tinggi di Amerika Seri kat dan di banyak bagian dunia yang lain setelah berakhirnya Perang Dunia II. Ditopang keamanan dan keadaan ekonomi yang baik, banyak pasangan memutuskan mempunyai anak, yang kemudian menjadi target pasar bagi para pemasar saat itu.

Para Boomers awal yang menghabiskan masa remaja pada 1960-an, dibesarkan di keluarga yang relatif lebih makmur. Akan tetapi, masa remaja mereka dihabiskan untuk menyesuaikan diri melewati ketegangan sosiopolitik di sepanjang dekade tersebut. Alhasil, mereka sering dikaitkan dengan gerakan kontrakultur di Amerika Serikat dan negara-negara Barat lainnya.

Baca juga: Inilah Evolusi Marketing 1.0 Hingga 5.0

Tidak seperti Boomers awal, Boomers akhir yang juga di kenal sebagai Generasi Jones mengalami kesulitan ekonomi pada saat mereka menjalani masa remaja di 1970-an yang penuh dengan gejolak. Memiliki orangtua yang bekerja, mereka hidup mandiri dan bekerja lebih keras di awal perjalanan karier mereka. Sub-generasi Baby Boomers ini adalah pendahulu Generasi X-kelompok yang memiliki banyak kesamaan karakteristik.

Karena jumlahnya yang besar dan juga karena dibesarkan saat terjadinya ledakan ekonomi AS pasca-perang, Baby Boomers menjadi salah satu kekuatan ekonomi utama. Selama beberapa dekade, Baby Boomers telah menjadi fokus para pemasar, sebelum kemudian Generasi Y melebihi mereka dalam hal jumlah. Saat ini, dengan menjalani hidup yang lebih sehat dan panjang, semakin banyak Baby Boomers yang menunda pensiun dan memperpanjang karier mereka jauh melampaui usia 65 tahun. Masih memegang peran eksekutif di perusahaan, Baby Boomers sering dikritik oleh generasi muda karena tidak bersedia mengadopsi teknologi baru dan mendobrak kebijaksanaan bisnis konvensional.

Mengenal Kelompok Generasi X sebagai Konsumen

Mengenal Kelompok Generasi X sebagai Konsumen

2. Generasi X (Kelahiran 1961-1980)

Sering dianggap sebagai Anak-Tengah yang Menjadi Pemimpin. Kelompok Generasi X adalah kelompok demografis yang lahir antara 1965 dan 1980. Kalah pamor dan diapit popularitas Baby Boomers dan Generasi Y, Generasi X tidak dihiraukan oleh pemasar dan karenanya dijuluki “anak tengah yang terlupakan”. Kelompok Generasi X merasakan 1970-an yang penuh gejolak dan 1980-an yang penuh ketidakpastian, dan itu terjadi selama masa kanak-kanak dan masa remaja mereka, tetapi lalu memasuki dunia kerja dalam situasi ekonomi yang lebih baik. Mereka memahami dengan baik konsep “teman dan keluarga”.

Sebagai kelompok anak-tengah, Generasi X mengalami pergeseran teknologi yang cukup besar, yang membuat mereka lebih mudah beradaptasi. Saat masih muda, Generasi X tumbuh dewasa dengan menonton video musik di MTV dan mendengarkan kumpulan musik dengan Walkman. Saat dewasa, mereka menggunakan CD dan MP3 serta audio streaming untuk mendengarkan musik. Mereka menyaksikan muncul dan hilangnya popularitas rental DVD dan pergeseran ke video streaming. Yang paling penting, masuknya mereka ke lapangan kerja ditandai dengan pertumbuhan Internet sehingga mereka adalah pengadopsi awal konektivitas.

Meskipun diabaikan oleh sebagian besar pemasar, Generasi X menjadi salah satu generasi yang paling berpengaruh di angkatan kerja saat ini. Dengan pengalaman kerja rata-rata 20 tahun dan etos kerja yang kuat, Generasi X memegang peran kepemimpinan terbanyak di dalam bisnis. Menemui kesulitan dalam menaiki jenjang karier di perusahaan karena Baby Boomers yang menunda pensiun, banyak warga Generasi X meninggalkan perusahaan tempat mereka bekerja saat berusia empat puluhan, lalu membuka usaha sendiri, dan menjadi pengusaha sukses.

3. Generasi Y – Generasi Millennial (Kelahiran 1981-1994)

Disebut sebagai The Gen Why Millennials. Kelompok Generasi Y adalah mereka yang lahir antara tahun 1981 dan 1996, kelompok yang paling sering dibicarakan dalam beberapa dekade terakhir. Tumbuh dewasa di era milenium baru, mereka dikenal luas sebagai Millennial. Lahir saat periode Baby Boom lain, sebagian besar Generasi Y adalah anak-anak Baby Boomers. Karena itulah mereka juga dikenal sebagai generasi Echo Boomer. Umumnya mereka lebih berpendidikan dan beragam dalam budaya daripada generasi sebelumnya.

Mereka adalah generasi pertama yang sangat dikaitkan dengan penggunaan media sosial. Tidak seperti Generasi X, yang terlebih dulu menggunakan Internet di tempat kerja karena alasan pekerjaan, Generasi Y belajar tentang Internet di usia yang jauh lebih muda. Jadi awalnya, Generasi Y menyambut media sosial dan teknologi lainnya yang berhubungan dengan Internet karena alasan pribadi. Di media sosial, mereka sangat terbuka mengekspresikan diri dan sering membandingkan diri dengan teman sebaya mereka.

Baca juga: Inilah Faktor Yang Mempengaruhi Konsumen Melakukan Pembelian

Generasi Y melakukan banyak riset dan pembelian daring, terutama dengan ponsel mereka. Namun mereka tidak membeli produk sebanyak generasi yang lebih tua karena mereka lebih suka dengan pengalaman daripada kepemilikan. Mereka berfokus bukan pada akumulasi kekayaan dan aset melainkan pada koleksi kisah hidup. Dengan pendidikan yang tinggi, keragaman, dan keterpaparan pada konten yang tak terbatas, Generasi Y lebih terbuka pikirannya dan idealistis. Generasi Y mempertanyakan segala hal.

Mengenal Kelompok Generasi Millenial sebagai Konsumen

Mengenal Kelompok Generasi Millenial sebagai Konsumen

Sebagaimana orangtua mereka yang Baby Boomers, kelompok Millennial sering dikategorikan ke dalam dua sub-generasi. Millennial yang lebih tua -yang lahir pada 1980 an- masuk ke dunia kerja pada krisis finansial global 2008 dan setelahnya, dan karenanya mereka harus bertahan hidup menghadapi pasar kerja yang sulit. Beberapa di antara mereka akhirnya membangun bisnis sendiri. Karena pengalaman kerja yang sangat kompetitif, mereka cenderung memisahkan kehidupan pribadi dan profesional.

4. Generasi Z (Kelahiran 1995-2010)

Generasi Z atau Warga Digital Pertama. Saat ini, pemasar mengalihkan perhatian mereka pada Generasi Z. Sebagai keturunan Generasi X, Generasi Z -yang juga dikenal sebagai Centennial- adalah kelompok orang yang lahir antara 1997 dan 2009. Banyak warga Generasi Z menyaksikan perjuangan finansial orangtua dan kakak mereka, dan karenanya mereka lebih sadar finansial daripada Generasi Y. Mereka cenderung menabung dan memandang stabilitas ekonomi sebagai faktor penting dalam pilihan karier mereka.

Lahir ketika Internet sudah menjadi arus utama, mereka dianggap sebagai generasi digital pertama. Karena tidak memiliki pengalaman hidup tanpa Internet, mereka memandang teknologi digital sebagai bagian dari hidup sehari-hari yang sangat penting. Mereka selalu terhubung dengan Internet melalui perangkat digital untuk belajar, berburu berita, berbelanja, dan berjejaring di media sosial. Mereka menikmati konten se ara terus-menerus melalui beberapa layar, meskipun sedang bersama orang lain. Akibatnya, mereka tidak melihat batasan antara dunia online dan offline.

Dengan dukungan media sosial, Generasi Z merekam kehidupan sehari-hari mereka dalam bentuk foto dan video. Namun, tidak seperti Generasi Y yang lebih idealistis, Generasi Z bersifat pragmatis. Bertolak belakang dengan Generasi Y yang suka memajang foto diri yang telah dipoles dan difilter demi citra pribadi, Generasi Z lebih suka menampilkan versi diri mereka yang autentik dan apa adanya. Oleh karena itu, Generasi Z membenci merek yang menampilkan citra produk yang direkayasa dan muluk-muluk.

Sebagaimana Generasi Y, Generasi Z sangat peduli terhadap perubahan sosial dan kelestarian lingkungan. Karena mereka pragmatis, Generasi Z lebih percaya diri dengan peran mereka dalam mendorong perubahan melalui keputusan sehari-hari. Mereka lebih menyukai merek yang mengutamakan pemecahan masalah sosial dan lingkungan. Mereka percaya bahwa merek yang menjadi pilihan mereka dapat memaksa perusahaan meningkatkan praktik-praktik yang mendukung keberlanjutan.

Mengenal Kelompok Generasi Alpha sebagai Konsumen

Mengenal Kelompok Generasi Alpha sebagai Konsumen

5. Generasi Alpha (Kelahiran 2011-Sekarang)

Gen. Alfa atau Anak-anak yang Dilahirkan oleh Generasi Millennial. Kelompok generasi Alfa terdiri atas mereka yang lahir dari 2010 hingga 2025, dan ini membuat mereka menjadi anak-anak pertama abad 21. Peluncuran iPad pertama-perangkat yang melekat pada sebagian besar anak-anak-menandai kemunculan generasi ini pada 2010.

Karakter Generasi Alfa sangat dibentuk dan dipengaruhi oleh pola asuh orangtua mereka, yakni Generasi Y. Menikah pada usia yang lebih tua, Generasi Y lebih menekankan pada pola asuh dan pendidikan anak. Mereka juga mengajarkan anak mereka tentang uang dan keuangan pada usia dini. Lebih dari itu, mereka membesarkan anak-anak mereka di lingkungan urban yang sangat beragam dan serba cepat. Oleh karena itu, Generasi Alfa tidak saja berpendidikan tinggi dan cerdas dalam hal teknologi, tetapi juga inklusif dan memiliki jiwa sosial.

Baca juga: Cara Membangun Komunikasi Pemasaran Yang Efektif

Generasi Alfa aktif mengonsumsi konten di perangkat seluler sejak masa kanak-kanak. Mempunyai waktu menonton yang relatif lebih panjang daripada generasi sebelumnya, Generasi Alfa menonton video daring dan bermain game seluler setiap hari. Generasi Alfa lebih terbuka pada konten bermerek, seperti saluran-saluran yang mengulas mainan di YouTube. Gaya belajar mereka lebih praktis dan eksperimental. Mereka sangat nyaman bermain dengan mainan teknologi, perangkat pintar, dan perangkat wireless.

Riset Google dan Ipsos mengungkapkan bahwa 74% orangtua Millennial melibatkan anak-anak mereka, yang adalah Generasi Alfa, dalam keputusan terkait rumah tangga. Selain itu, beberapa anak telah menjadi influencer di media sosial dan menjadi panutan untuk anak-anak yang lain. Laporan yang dibuat Wunderman Thompson Commerce menunjukkan bahwa 55% anak-anak di Amerika Serikat dan Inggris ingin membeli apa yang digunakan oleh influencer. Karenanya, itu hanya soal waktu sebelum mereka menjadi fokus pemasar secara global. (Dikutip dari Buku Marketing 5.0 – Teknologi Untuk Kemanusiaan)

You may also like

Leave a Comment