Strategi dan elemen program siaran merupakan bagian dari broadcast programming. Programming atau lengkapnya broadcast programming adalah pengorganisasian program radio atau televisi dalam periode harian, mingguan, atau dalam periode satu bulanan. Programming dalam Bahasa Indonesia adalah penjadwalan program to be aired.
Jadi, sinonim programming adalah scheduling. Lembaga penyiaran umumnya menggunakan strategi, yaitu secara rutin mengganti ulang penjadwalan ini untuk tetap merebut perhatian pendengar dan pemirsanya (audience) dengan hadirnya program-program yang terbarukan. Langkah ini agar dapat tetap bersaing dengan lembaga penyiaran yang lain dalam satu kawasan.
Daftar Isi
Strategi Program Siaran
Terdapat sepuluh macam strategi dalam merancang program stasiun penyiaran di dunia, antara lain yaitu:
- Dayparting yaitu satu langkah dalam perencanaan yang membagi setiap hari dalam beberapa slot waktu yang cocok dan pas to be aired. Program ini sangat mempertimbangkan target audiens tertentu pada slot waktu tersebut, misalnya pagi, siang, sore, atau malam hari.
- Theming yaitu penentuan tema tertentu to be aired pada saat khusus seperti hari liburan, atau menentukan satu minggu dengan tema tertentu seperti pada program Discovery Channels dengan Animal Week.
- Stripping yaitu penayangan satu program sindikasi jenis series setiap hari dalam seminggu. Tahapan ini biasanya pada minggu-minggu pertama secara khusus.
- Stacking yaitu satu teknik untuk memengaruhi audiens dengan cara mengelompokkan bersama beberapa program dengan tema yang mirip dalam rangka melihat (sweep) penonton selama penayangan satu program dengan program berikutnya.
- Counterprogramming, yaitu langkah perancangan satu program tandingan terhadap satu program yang berhasil dari stasiun penyiaran lain pada satu periode tayang tertentu dengan tujuan menarik audiens dari stasiun pesaing tersebut.
- Bridging yaitu diigunakan bila satu stasiun penyiaran mencoba mencegah audiens untuk berpindah kanal dalam satu jeda waktu (the main evening breaks), di mana semua stasiun penyiaran berhenti dengan programnya.
- Tentpoling yaitu langkah perencanaan slot waktu bagi program acara yang baru, sebelum dan setelah satu program unggulan yang mempunyai audiens cukup besar.
- Hammocking yaitu langkah perencanaan slot waktu yang mirip dengan tentpoling, tetapi satu program baru atau show tersebut berada antara dua program unggulan yang mempunyai audiens cukup besar.
- Crossprogramming yaitu pemilihan jenis program berikut dalam urutan jadwalnya dari penayangan satu program, yang mempunyai relevansi tema.
- Hostswitching yaitu penentuan jeda komersial yang tepat oleh programmer pada satu program sedemikian rupa, sehingga tidak menyebabkan audiens mengubah kanal dan berpindah ke kanal televisi yang lain untuk menghindari jeda komersial tersebut.
Isi Program dan Faktor Berpengaruh
Isi atau program media penyiaran sangat terpengaruh oleh berbagai tekanan internal dan eksternal, berkaitan dengan media penyiaran sebagai sebuah organisasi. Berdasarkan penelitian para ahli, banyak kekuatan yang mempengaruhi isi program siaran sebuah media penyiaran. Dua cara melakukan penelitian terhadap media penyiaran yakni:
- Media Sentris (media-centric), penelitian media penyiaran dengan mempelajari proses internal media yang mempengaruhi tindakan dan isi pesan media. Media sentris mendukung pandangan bahwa isi pesan media secara sistematis dan terpengaruh oleh rutinitas atau kebiasaan organisasi, tindakan, dan tujuan berbagai faktor personal atau ideology.
- Sosial Sentris (society-centric), penelitian media penyiaran dengan mempelajari faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi tindakan dan isi pesan media.
Dimmick dan Coit (1982) menjelaskan suatu hierarki baik level organisasi atau individu yang mempengaruhi isi pesan media, yaitu:
- Supranasional yakni lembaga regulasi internasional
- Pemerintah termasuk berbagai lembaga sosial nasional
- Masyarakat termasuk partai politik
- Industri media yakni perusahaan media pesaing dan pemasang iklan
- Supra-organisasi, yakni rantai bisnis dan konglomerasi
- Komunitas, baik tingkat kota maupun bisnis lokal
- Intra-organisasi, yakni kelompok atau departemen dalam organisasi
- Individu, menyangkut peran, latar belakang sosial, jenis kelamin, etnis
Baca juga: Program Siaran Media Penyiaran
Hipotesis Isi Media Siaran
Stephen Reese (1991) mengemukakan bahwa isi pesan media atau agenda media merupakan hasil tekanan yang berasal dari dalam dan luar organisasi media. Dengan kata lain isi atau konten media merupakan kombinasi dari program internal, keputusan manajerial dan editorial, serta pengaruh eksternal yang berasal dari sumber-sumber non media seperti individu-individu berpengaruh secara sosial, pejabat pemerintah, pemasang iklan, dan sebagainya.
Shoemaker dan Reese (1991) mengemukakan 5 hipotesis mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap isi media penyiaran, antara lain adalah:
- Mencerminkan realitas sosial artinya media sebagai cermin masyarakat
- Terpengaruh oleh sosialisasi dan sikap para pekerja media
- Menunjukkan rutinitas organisasi media media
- Terpengaruh oleh berbagai lembaga dan kekuatan sosial
- Isi media terpengaruh oleh fungsi ideology dan upaya mempertahankan status quo.
Mc Quail menyatakan dalam sebuah skema yang berlaku secara umum di semua media yang menjelaskan berbagai kekuatan yang mempengaruhi organisasi media yang pada akhirnya mempengaruhi isi pesan media. Ia menyatakan ada tiga pihak yang memiliki pengaruh paling besar dalam organisasi media penyiaran yaitu: pihak manajemen, professional media, dan pendukung teknik atau tekologi.
Sumber: Dennis Mc Quail Mass Communication Theories 2005
Ketiga pihak di atas harus membuat keputusan di tengah berbagai hambatan, batasan, dan tuntutan serta berbagai upaya untuk memasukkan pengaruh dan kekuasaan ke dalam organisasi media.
Elemen Keberhasilan Program
Setiap program rancangan programmer harus memiliki jenis daya tarik (type of appeal) untuk menarik audien. Elemen-elemen daya tarik yang menentukan suksesnya sebuah program antara lain adalah:
- Konflik. Elemen konflik menjadi sangat penting untuk menarik perhatian audien dalam sebuah program seperti drama, film, drama komedi, talk show, dll. Konflik di sini adalah benturan kepentingan atau benturan karakter antara tokoh-tokoh yang terlibat.
- Durasi. Suatu program yang berhasil adalah program yang dapat bertahan selama mungkin dan tidak bersifat hanya sekali tayang. Dalam hal durasi, program siaran terbagi menjadi dua yakni: Durable program, yaitu program yang dapat bertahan lama dan Nondurable program, yaitu program yang tidak dapat bertahan lama. Program yang paling durable adalah adalah berita.
- Kesukaan. Adakalanya sebuah program menjadi trend bukan karena isinya, tetapi karena pemain utama atau pembawa acara. Seorang programmer harus mampu memilih dan menampilkan tokoh utama atau pembawa acara yang audien sukai.
- Konsistensi. Suatu program harus konsisten terhadap tema dan tampilan karakter sejak awal. Tidak boleh terjadi pembelokan atau penyimpangan karakter yang membuat audien bingung.
- Energi. Setiap program harus memiliki energi yang mampu menahan audien untuk tidak mengalihkan perhatiannya kepada hal lain. Suatu program memiliki energi jika terdpat tiga hal yakni: kecepatan cerita, excitement (daya Tarik), dan gambar yang kuat
- Timing. Programmer dalam memilih suatu program siaran harus mempertimbangkan waktu penayangan (timing) yakni apakah program tersebut cocok atau sesuai dengan zamannya.
- Trend. Programmer juga harus mampu memilih program siaran yang sedang digandrungi (trend) di tengah masyarakat. Sesuatu yang sedang digandrungi menjadi indikasi sebuah program akan diterima oleh audien.
Demikianlah pembahasan strategi dan elemen program siaran yakni pengorganisasian program radio atau televisi dalam periode harian, mingguan, atau dalam periode satu bulanan. Strategi dan elemen program siaran perlu menjadi perhatian manajemen media penyiaran agar khalayak dan audien penyiaran menerima program siarannya. www.himso.id