Home Jurnalistik The Rule of Eight, Rahasia di Balik Berita yang Menarik

The Rule of Eight, Rahasia di Balik Berita yang Menarik

by Rudi Trianto
The Rule of Eight Rahasia di Balik Berita yang Menarik

The Rule of Eight, Rahasia di Balik Berita yang Menarik. Dalam dunia jurnalistik, tidak semua peristiwa layak untuk dijadikan berita. Seorang jurnalis harus memiliki kemampuan untuk menilai apakah suatu kejadian cukup penting untuk disampaikan kepada masyarakat. Proses ini dikenal sebagai news judgment, yaitu serangkaian pertimbangan yang digunakan oleh jurnalis untuk menentukan nilai berita dari sebuah peristiwa berdasarkan faktor-faktor tertentu.

Menentukan apakah sebuah berita layak atau tidak bukanlah hal yang sederhana. Seorang jurnalis perlu mempertimbangkan berbagai aspek, mulai dari relevansi, dampak, hingga ketertarikan publik terhadap suatu kejadian. News judgment bukan hanya sekadar memilih berita mana yang ingin dilaporkan, tetapi juga bagaimana menyajikannya agar menarik dan bermanfaat bagi audiens. Dalam proses ini, jurnalis mengandalkan tiga hal utama, yaitu pengetahuan (knowledge), pengalaman (experience), dan waktu (takes time).

Salah satu konsep yang sering digunakan dalam melihat nilai berita adalah The Rule of Eight, yaitu delapan indikator yang menentukan apakah suatu peristiwa cukup menarik dan penting untuk disampaikan kepada publik. Berikut adalah delapan indikator tersebut.

1. Timeliness (Aktualitas dan Kecepatan Informasi)

Salah satu faktor utama dalam menentukan nilai berita adalah timeliness atau kecepatan waktu. Semakin baru suatu berita, semakin tinggi nilai yang dimilikinya. Dalam dunia jurnalistik, informasi yang diperoleh dan disampaikan dengan cepat memiliki daya tarik lebih besar dibandingkan berita lama. Itulah sebabnya media berlomba-lomba untuk menjadi yang pertama dalam memberitakan suatu peristiwa.

Di era digital saat ini, kecepatan berita semakin menjadi prioritas. Dengan adanya media sosial dan platform berita online, informasi dapat menyebar dalam hitungan detik. Audiens juga menuntut berita yang selalu up-to-date, sehingga media harus mampu menyajikan berita dengan kecepatan tinggi tanpa mengorbankan akurasi.

2. Proximity (Kedekatan dengan Audiens)

Mirror Theory dalam jurnalistik menyatakan bahwa orang lebih tertarik pada berita yang berhubungan langsung dengan diri mereka. Faktor kedekatan (proximity) ini bisa bersifat geografis maupun emosional. Media lokal sering kali memanfaatkan prinsip ini dengan lebih fokus melaporkan kejadian yang terjadi di sekitar wilayah mereka, karena audiens lebih cenderung mencari informasi yang berkaitan dengan kehidupan mereka sehari-hari.

Baca juga: Unsur dan Sifat Berita sebagai Pondasi Jurnalistik

Sebagai contoh, bencana alam yang terjadi di kota tempat seseorang tinggal tentu akan lebih menarik perhatian dibandingkan bencana serupa yang terjadi di negara lain. Selain itu, kedekatan emosional juga berperan, misalnya ketika berita tentang seorang selebritas terkenal yang mengalami kecelakaan lebih menarik perhatian dibandingkan orang biasa dengan kasus serupa.

3. Impact (Seberapa Besar Dampaknya)

Sebuah berita memiliki nilai lebih tinggi jika peristiwa yang diberitakan berdampak besar terhadap masyarakat luas. Semakin banyak orang yang terpengaruh oleh suatu peristiwa, semakin tinggi pula nilai berita tersebut. Berita dengan dampak besar tidak selalu berkaitan dengan jumlah orang yang terpengaruh, tetapi juga seberapa signifikan perubahan yang terjadi akibat peristiwa tersebut.

Sebagai contoh, kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) merupakan berita yang memiliki nilai dampak tinggi karena memengaruhi hampir seluruh lapisan masyarakat, dari pengusaha hingga masyarakat kelas bawah. Begitu pula dengan kebijakan pemerintah yang mempengaruhi kehidupan banyak orang, seperti perubahan sistem pendidikan atau kenaikan tarif pajak.

4. Prominence (Tokoh yang Terlibat dalam Berita)

Tokoh yang terlibat dalam suatu berita juga menentukan seberapa menarik berita tersebut bagi publik. Keberadaan figur terkenal atau berpengaruh dalam sebuah peristiwa akan meningkatkan daya tarik berita. Selain itu, berita yang berkaitan dengan tokoh besar sering kali menjadi viral, karena masyarakat memiliki ketertarikan khusus terhadap kehidupan orang-orang yang mereka anggap penting atau inspiratif.

Sebagai contoh, kehadiran Presiden Joko Widodo bersama cucunya, Jan Ethes, di sebuah pusat perbelanjaan akan lebih menarik perhatian publik dibandingkan seorang warga biasa yang berkunjung ke tempat yang sama. Tokoh terkenal seperti politisi, selebritas, atau pemimpin dunia selalu menjadi sorotan karena banyak orang yang ingin mengetahui lebih banyak tentang kehidupan mereka.

Conflict merupakan satu diantara The Rule of Eight Rahasia di Balik Berita yang Menarik

Conflict merupakan satu diantara The Rule of Eight Rahasia di Balik Berita yang Menarik

5. Conflict (Daya Tarik Pertentangan dan Kontroversi)

Konflik selalu menarik perhatian publik. Penelitian dalam bidang sosiologi menunjukkan bahwa manusia secara alami lebih tertarik pada pertentangan, baik dalam bentuk politik, sosial, maupun perselisihan antarindividu. Konflik tidak selalu berarti pertengkaran fisik atau perang. Perbedaan pandangan dalam sebuah kebijakan atau perdebatan dalam dunia akademik juga bisa menjadi berita yang menarik jika disajikan dengan baik.

Berita yang mengandung unsur konflik sering kali memiliki daya tarik yang tinggi karena memunculkan perbedaan pendapat, ketegangan, dan bahkan emosi. Misalnya, konflik antara dua tokoh politik menjelang pemilu atau perseteruan antara dua artis papan atas sering kali menjadi perbincangan luas di masyarakat.

6. Oddity (Keunikan yang Menarik Perhatian)

Sesuatu yang tidak biasa, aneh, atau unik memiliki daya tarik tersendiri bagi masyarakat. Berita yang memiliki elemen kejutan atau keanehan sering kali lebih cepat menarik perhatian dibandingkan berita biasa. Dalam dunia jurnalistik, berita unik ini sering kali mendapatkan perhatian lebih besar karena memberikan kesan kejutan dan berbeda dari rutinitas berita sehari-hari.

Contoh dari berita dengan nilai oddity yang tinggi adalah seorang ibu yang melahirkan anak kembar tujuh atau seorang tukang becak yang menemukan kantong uang berisi ratusan juta rupiah dan mengembalikannya kepada pemiliknya. Hal-hal yang jarang terjadi dan tidak biasa selalu memiliki daya tarik tersendiri.

7. Human Interest (Emosi dan Cerita yang Menggugah Hati)

Berita yang mengandung unsur drama atau menggugah perasaan manusia memiliki nilai human interest yang tinggi. Manusia memiliki empati terhadap sesama, sehingga kisah-kisah yang menyentuh hati sering kali menarik perhatian lebih besar dibandingkan berita biasa. Jenis berita ini sering kali menjadi viral di media sosial karena orang cenderung berbagi cerita yang mengandung pesan moral atau inspiratif.

Baca juga: Peran Tugas dan Struktur Redaksi Media

Misalnya, berita tentang seorang sopir angkot yang terpaksa membawa anaknya bekerja karena tidak memiliki ibu ataupun pengasuh. Hal ini bisa menjadi berita yang menarik karena menyentuh sisi emosional pembaca. Kisah inspiratif, perjuangan hidup, dan aksi kebaikan juga termasuk dalam kategori berita human interest.

8. Currency (Isu yang Sedang Trending dan Viral)

Unsur terakhir dalam The Rule of Eight adalah currency, yaitu seberapa populer suatu isu di masyarakat. Jika banyak orang membicarakan suatu peristiwa, maka berita tersebut memiliki nilai lebih tinggi. Serta lebih mungkin untuk menjadi sorotan utama di media. Media selalu mencari isu-isu yang sedang menjadi pembicaraan di masyarakat. Karena hal ini menunjukkan bahwa ada ketertarikan besar terhadap topik tersebut.

Misalnya, isu tentang kesehatan mental (mental health) di era digital menjadi perbincangan luas karena banyak orang mulai sadar akan pentingnya kesejahteraan emosional. Begitu pula dengan fenomena viral seperti hastag #kaburajadulu, program Makan Bergizi Gratis, kasus Pagar Laut, maupun tren media sosial, skandal selebritas, atau peristiwa yang menjadi perhatian publik dalam skala besar.

Menentukan apakah suatu peristiwa layak diberitakan adalah salah satu tantangan terbesar dalam dunia jurnalistik. Dengan menggunakan konsep news judgment dan The Rule of Eight, jurnalis dapat memilah berita yang memiliki nilai tinggi bagi masyarakat. Setiap indikator dalam The Rule of Eight membantu jurnalis untuk menyusun berita yang tidak hanya informatif, tetapi juga menarik bagi audiens.

You may also like