Pentingnya Identitas, Citra, dan Reputasi Perusahaan. Garuda Indonesia (Persero) Tbk adalah perusahaan penerbangan komersial pertama milik Pemerintah Indonesia. Di bawah kendali Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), pada Januari 2017 Garuda Indonesia telah berkembang cukup pesat dengan memiliki 196 pesawat, dengan lebih dari 600 penerbangan setiap harinya. Dibalik nama besarnya, PT Garuda Indonesia ternyata memiliki segudang permasalahan. Bahkan, perusahaan plat merah ini disebut-sebut mengalami kebangkrutan.
Tahun 2020, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengatakan ada 4 masalah besar yang menggerogoti Garuda Indonesia. Mulai dari utang yang segunung, modal perusahaan yang minus triliunan rupiah, biaya sewa pesawat yang sangat mahal, hingga rute penerbangan yang membuat rugi. Kondisi ini jelas mengancam eksistensi perusahaan. Tak hanya itu, citra dan reputasi sebagai perusahaan “The World’s Best Airline Cabin Crew” akan hancur berkeping.
Identitas, citra dan reputasi perusahaan merupakan hal yang sangat krusial. Ketiganya mempengaruhi persepsi dan perilaku orang terhadap individu, organisasi, ataupun merek perusahaan. Mempertahankan identitas yang kuat, membentuk citra yang menarik, dan membangun reputasi yang positif merupakan hal penting dalam mencapai kesuksesan dan keberlanjutan sebuah perusahaan.
Di era digital, tantangan dalam mempertahankan identitas, membentuk citra, dan membangun reputasi semakin kompleks. Media digital memberikan akses cepat dan mudah bagi siapa-pun untuk memberikan komentar, ulasan, rating, atau informasi tentang perusahaan. Oleh karena itu, penting untuk secara proaktif mengelola online presence dan melakukan pemantauan terhadap apa yang dikatakan atau ditulis oleh orang lain.
Daftar Isi
Definisi Identitas, Citra dan Reputasi
Dalam dunia bisnis, istilah identitas, citra, dan reputasi perusahaan sering kali digunakan, namun memiliki makna yang berbeda dan penting untuk dipahami secara mendalam. Identitas Perusahaan adalah fondasi dari apa yang membuat sebuah perusahaan unik. Ini mencakup elemen visual seperti logo, warna, dan desain, serta elemen non-visual seperti visi, misi, dan nilai-nilai yang dianut perusahaan. Identitas ini adalah cara perusahaan memperkenalkan dirinya kepada publik dan membentuk dasar dari strategi branding.
Citra Perusahaan adalah persepsi atau gambaran yang dimiliki masyarakat terhadap perusahaan tersebut. Halini bisa dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti iklan, pengalaman pelanggan, dan liputan media. Citra bisa positif atau negatif, tergantung pada bagaimana perusahaan dikelola dan bagaimana ia berinteraksi dengan khalayak. Citra yang kuat dan positif dapat menarik pelanggan baru dan mempertahankan yang lama.
Baca juga: Tantangan Public Relations di Era Digital
Sedangkan reputasi perusahaan merupakan penilaian keseluruhan terhadap perusahaan yang dibangun dari waktu ke waktu berdasarkan tindakan nyata dan pengalaman pelanggan serta publik. Reputasi ini lebih stabil dan jangka panjang dibandingkan citra, karena didasarkan pada sejarah kinerja dan perilaku perusahaan. Reputasi yang baik dapat menjadi aset berharga, meningkatkan kepercayaan dan loyalitas pelanggan, serta menarik talenta terbaik.
Jadi, secara umum identitas perusahaan didefinisikan sebagai ciri unik yang mencakup elemen visual dan nilai-nilai inti, citra perusahaan adalah persepsi publik yang dapat berubah berdasarkan interaksi dan pengalaman. Sementara reputasi perusahaan adalah penilaian jangka panjang yang dibangun melalui tindakan nyata dan kinerja. Ketiganya saling terkait dan penting dalam strategi komunikasi serta branding, di mana konsistensi dan transparansi memainkan peran kunci dalam membangun keunggulan perusahaan.
Urgensi membangun Citra dan Reputasi Perusahaan
Siswanto Sutojo dalam bukunya “Building the Corporate Mass” (2004) menjelaskan lima manfaat utama dan pentingnya membangun citra perusahaan. Lima manfaat itu antara lain yakni:
1. Daya Saing yang Baik. Banyak perusahaan fokus pada strategi pemasaran taktis untuk memenangkan persaingan bisnis dengan menciptakan produk baru. Namun, citra positif yang telah dibangun perusahaan menjadi “kepribadian” yang menarik konsumen secara alami, meningkatkan daya saing tanpa perlu strategi pemasaran yang rumit.
2. Perisai Krisis. Operasi bisnis perusahaan tidak selalu berjalan mulus dan bisa terpengaruh oleh krisis dari berbagai faktor, termasuk faktor alam. Citra yang baik berfungsi sebagai perisai saat krisis melanda, membantu perusahaan mempertahankan kepercayaan publik dan mengatasi tantangan yang muncul.
3. Daya Tarik bagi Investor. Perusahaan dengan citra dan reputasi yang baik lebih menarik bagi investor. Investor cenderung memilih perusahaan yang memiliki rekam jejak positif, yang pada gilirannya meningkatkan produktivitas dan membantu perusahaan mencapai tujuan jangka pendek maupun jangka panjang.
4. Meningkatkan Efektivitas Pemasaran. Citra yang baik meningkatkan efektivitas strategi pemasaran, menarik konsumen setia yang tetap memilih produk meskipun harganya lebih tinggi dari kompetitor. Citra positif membuat konsumen lebih loyal, yang sangat penting dalam mempertahankan dan mengembangkan bisnis.
5. Penghematan Biaya Operasional. Citra positif tidak hanya menarik investor tetapi juga mitra bisnis, yang dapat mengurangi biaya operasional perusahaan. Dengan banyaknya kerjasama dan investasi yang masuk, perusahaan dapat menghemat biaya dan mengalokasikan sumber daya untuk pertumbuhan dan inovasi.
Strategi Bangun Citra dan Reputasi di Era Digital
Dalam era digital, menjaga identitas, membentuk citra, dan membangun reputasi yang positif sangat penting bagi kesuksesan perusahaan. Berikut ini adalah beberapa strategi yang dapat dilakukan:
1. Menjaga Konsistensi. Tetap setia pada nilai-nilai dan prinsip yang dianut perusahaan, baik dalam perilaku maupun komunikasi, sangat penting. Konsistensi ini harus terjaga baik di dunia offline maupun online untuk membangun kepercayaan dan pengenalan merek yang kuat.
2. Menghadirkan Nilai Tambah. Berikan nilai tambah kepada pelanggan melalui produk atau layanan berkualitas, konten yang relevan, dan pengalaman yang memuaskan. Nilai tambah ini membuat pelanggan merasa dihargai dan cenderung untuk tetap setia.
3. Komunikasi Efektif. Sampaikan pesan yang jelas, konsisten, dan relevan kepada audiens target. Gunakan berbagai saluran komunikasi yang tepat, seperti media sosial, email, atau situs web, untuk memastikan pesan tersebut sampai dan dimengerti oleh audiens.
Baca juga: Peran Penting Public Relations dalam Menangani Krisis
4. Kelola Online Presence. Aktiflah di media sosial, platform online, dan situs web yang relevan. Membangun hubungan dengan pelanggan dan audiens potensial secara online sangat penting. Tanggapi komentar atau ulasan dengan cepat dan tepat untuk menunjukkan bahwa perusahaan peduli dan responsif.
5. Dampak Positif. Terlibat dalam kegiatan sosial atau lingkungan yang memiliki dampak positif. Dukungan terhadap kegiatan-kegiatan ini tidak hanya membantu masyarakat tetapi juga membangun reputasi perusahaan sebagai entitas yang peduli dan bertanggung jawab.
6. Kelola Konflik. Tangani konflik atau masalah dengan profesionalisme dan transparansi. Sampaikan tanggapan atau solusi yang memadai untuk mencegah masalah berkembang menjadi krisis yang dapat merusak reputasi perusahaan.
Menjaga identitas, membentuk citra, dan membangun reputasi perusahaan yang positif memerlukan strategi konsisten. Jika ini dilakukan, perusahaan dapat membangun kepercayaan dan loyalitas pelanggan, menarik investor, serta mencapai tujuan perusahaan.
Oleh: Rudi Trianto – Mahasiswa Magister Ilmu Komunikasi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya