Home Ilmu Komunikasi Mengenal 12 Teknik Komunikasi Persuasif

Mengenal 12 Teknik Komunikasi Persuasif

by Rudi Trianto
Mengenal 12 Teknik dalam Komunikasi Persuasif

Mengenal 12 Teknik Komunikasi Persuasif. Percakapan sehari-hari sering kali melibatkan upaya untuk meyakinkan orang lain tentang ide, opini, atau tindakan tertentu. Dalam dunia yang semakin kompleks ini, keterampilan komunikasi persuasif menjadi semakin penting dalam berbagai situasi. Mulai dari penjualan produk hingga mempengaruhi keputusan politik. Dalam upaya untuk menjadi komunikator yang lebih efektif, memahami dan menguasai teknik-teknik komunikasi persuasif dapat menjadi kunci kesuksesan.

Ada berbagai teknik yang dapat digunakan untuk meningkatkan persuasi dalam percakapan sehari-hari. Mulai dari mengajukan pertanyaan yang mengarahkan pada jawaban ‘ya’, hingga membangun lingkungan yang mendukung. Teknik-teknik ini memiliki tujuan yang sama: membujuk orang lain untuk mempertimbangkan atau mengambil tindakan tertentu. Penting untuk diingat bahwa penggunaan teknik-teknik ini haruslah dilakukan dengan etika dan integritas, tanpa memanipulasi atau menipu orang lain.

Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi 12 teknik komunikasi persuasif yang dapat diterapkan dalam berbagai konteks. Dari memanfaatkan kebutuhan akan pengakuan hingga menciptakan rasa kewajiban, setiap teknik memiliki karakteristik dan keunikan tersendiri. Dengan memahami dan menguasai teknik-teknik ini, pembaca diharapkan dapat menjadi komunikator yang lebih persuasif dan efektif dalam interaksi sehari-hari mereka.

1. Yes-Yes-Technique

Teknik Yes-yes adalah metode persuasi di mana komunikator mengajukan serangkaian pertanyaan yang hampir pasti akan dijawab dengan “ya” oleh penerima pesan. Dengan mengarahkan penerima untuk memberikan jawaban afirmatif secara berturut-turut, teknik ini memanfaatkan prinsip konsistensi dalam psikologi sosial. Prinsip ini menyatakan bahwa orang cenderung ingin tetap konsisten dalam sikap dan perilakunya. Setelah mengatakan “ya” beberapa kali, mereka akan merasa lebih cenderung untuk melanjutkan pola ini ketika dihadapkan pada pertanyaan utama atau ajakan yang diinginkan oleh komunikator.

Teknik ini sering digunakan dalam penjualan dan negosiasi. Misalnya, seorang penjual mobil mungkin bertanya kepada calon pembeli: “Anda setuju bahwa mengemudi mobil yang nyaman itu penting, bukan?” Setelah pembeli setuju, penjual bisa melanjutkan dengan, “Dan tentu saja, Anda menginginkan mobil dengan fitur keselamatan terbaik untuk keluarga Anda, benar?” Setelah beberapa jawaban “ya”, penjual kemudian bisa menawarkan mobil dengan fitur-fitur yang diinginkan tersebut, dengan harapan bahwa pembeli akan melanjutkan pola afirmatif ini. Contoh kalimat: “Anda setuju bahwa investasi yang aman penting untuk masa depan Anda, bukan?”

2. Putting It Up To You Technique

Terserah Kamu. Teknik Putting It Up To You adalah strategi persuasi di mana komunikator memberikan rekomendasi atau saran, tetapi menekankan bahwa keputusan akhir sepenuhnya berada di tangan penerima pesan. Teknik ini berakar pada prinsip otonomi dan kebebasan individu. Di mana memberikan kebebasan memilih dapat meningkatkan rasa tanggung jawab dan komitmen penerima terhadap keputusan yang diambil. Dengan menunjukkan bahwa pilihan ada di tangan penerima. Komunikator bisa mengurangi resistensi dan meningkatkan penerimaan terhadap saran atau ajakan yang diberikan.

Teknik ini efektif dalam berbagai konteks, termasuk dalam hubungan interpersonal dan profesional. Misalnya, seorang manajer yang ingin mendorong karyawan untuk mengambil proyek baru. “Saya pikir proyek ini bisa sangat menguntungkan untuk perkembangan karier Anda, tetapi tentu saja, keputusan ada di tangan Anda.” Dengan memberikan kebebasan memilih, karyawan merasa dihargai dan lebih cenderung menerima tantangan tersebut. Contoh kalimat: “Menurut saya, mencoba metode baru ini akan sangat bermanfaat, tapi tentu saja, keputusan ada di tangan Anda.”

3. Simulated Disinterest Technique

Rugi loh Kalau Nggak Ikut. Teknik Simulated Disinterest melibatkan penekanan pada kerugian atau dampak negatif yang mungkin terjadi jika seseorang tidak mengikuti saran atau ajakan. Metode ini memanfaatkan rasa takut kehilangan atau “fear of missing out” (FOMO) yang sering kali menjadi motivator kuat bagi perilaku manusia. Dengan menyoroti potensi kerugian, komunikator dapat menciptakan rasa cemas dan urgensi pada penerima pesan, mendorong mereka untuk mengambil tindakan untuk menghindari kerugian tersebut.

Baca juga: Mengenal 5 Fungsi Komunikasi

Contoh penerapan teknik ini bisa dilihat dalam kampanye pemasaran atau iklan. Sebuah iklan asuransi mungkin menyatakan, “Bayangkan betapa sulitnya menghadapi masa depan tanpa perlindungan asuransi yang memadai. Jangan biarkan diri Anda dan keluarga Anda menghadapi risiko yang tidak perlu.” Dengan menekankan potensi kerugian, iklan tersebut mendorong audiens untuk mempertimbangkan produk asuransi sebagai cara untuk menghindari kerugian yang dijelaskan. Contoh kalimat: “Jika Anda tidak ikut seminar ini, Anda mungkin akan kehilangan kesempatan penting untuk jaringan dan belajar dari para ahli di bidang ini.”

4. Transfer of Environment Technique

Teknik Transfer of Environment didasarkan pada pemahaman bahwa lingkungan memiliki pengaruh signifikan terhadap keputusan dan perilaku seseorang. Dengan menciptakan atau memanipulasi lingkungan yang mendukung pesan atau ajakan. Komunikator dapat meningkatkan kemungkinan penerima pesan akan mengikuti saran atau tindakan yang diinginkan. Ini bisa melibatkan pengaturan fisik, suasana sosial, atau konteks psikologis yang membuat penerima pesan merasa lebih nyaman. Dan juga termotivasi untuk bertindak sesuai dengan harapan komunikator.

Teknik ini sering digunakan dalam pemasaran dan desain pengalaman pengguna. Misalnya, sebuah toko ritel mungkin mengatur tata letak dan dekorasi tokonya sedemikian rupa sehingga menciptakan suasana yang mengundang dan nyaman. Dan juga mendorong pengunjung untuk berbelanja lebih lama dan membeli lebih banyak produk. Contoh lainnya adalah dalam presentasi bisnis, di mana pembicara memilih lokasi yang mendukung. Semisal ruang konferensi yang modern dan nyaman, untuk membuat audiens merasa lebih reseptif terhadap ide-ide yang dipresentasikan. Contoh kalimat: “Mari kita bicarakan proyek ini di kafe favorit kita, suasananya sangat mendukung untuk berdiskusi santai dan produktif.”

5. Bandwagon Technique

Teknik Bandwagon, juga dikenal sebagai “mengikuti kereta”. Merupakan strategi persuasi yang menekankan bahwa banyak orang telah mengambil atau mendukung tindakan atau gagasan tertentu. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk menciptakan tekanan sosial pada penerima pesan untuk mengikuti mayoritas atau “bergabung dengan kerumunan”. Dalam psikologi sosial, fenomena ini sering kali dijelaskan sebagai efek normatif, di mana individu cenderung menyesuaikan perilaku mereka dengan norma sosial yang dianggap umum.

Penerapan teknik ini bisa dilihat dalam kampanye pemasaran politik, di mana seorang kandidat mungkin menggunakan slogan seperti, “Bergabunglah dengan mayoritas yang cerdas dan dukung perubahan yang kita butuhkan!” Melalui pesan tersebut, kandidat mencoba untuk meyakinkan pemilih bahwa banyak orang telah memilihnya atau mendukungnya, dan dengan demikian, pemilih juga seharusnya melakukannya. Contoh kalimat: “Seperti yang telah dilakukan oleh banyak orang terkemuka di industri ini, Anda juga dapat memanfaatkan layanan konsultasi kami untuk meningkatkan kinerja bisnis Anda.”

6. Say It With Flowers Technique

Teknik “Say It With Flowers” melibatkan memberikan pujian atau penghargaan kepada penerima pesan sebelum meminta mereka melakukan tindakan atau mengambil keputusan tertentu. Pujian yang tulus ini dapat meningkatkan rasa percaya diri dan harga diri penerima pesan, yang kemudian membuat mereka lebih menerima terhadap permintaan atau ajakan yang akan diikuti. Dalam psikologi, hal ini terkait dengan konsep self-enhancement, di mana orang cenderung memiliki evaluasi yang lebih positif terhadap diri mereka sendiri ketika menerima pujian atau penghargaan dari orang lain.

Contoh penggunaan teknik ini bisa ditemukan dalam situasi-situasi seperti negosiasi bisnis, di mana seorang penjual mungkin memuji keberhasilan dan pencapaian seorang pembeli sebelum menawarkan produk atau layanan mereka. Misalnya, “Saya harus mengakui bahwa Anda memiliki reputasi yang sangat baik dalam mengelola bisnis Anda dengan bijaksana. Itu sebabnya saya yakin bahwa investasi dalam produk kami akan memberikan nilai tambah yang signifikan bagi perusahaan Anda.” Melalui pujian tersebut, penjual mencoba untuk membangun hubungan yang lebih positif dan mendukung, yang dapat meningkatkan kemungkinan kesepakatan yang menguntungkan bagi kedua belah pihak. Contoh kalimat: “Anda telah menunjukkan dedikasi yang luar biasa dalam proyek ini, dan karena itu, saya yakin Anda akan menjadi kontributor yang berharga untuk tim kami di masa depan.”

Mengenal 12 Teknik Komunikasi Persuasif

Mengenal 12 Teknik Komunikasi Persuasif

7. Don’t Ask If, Ask Which Technique

Teknik “Don’t Ask If, Ask Which” merupakan strategi persuasi di mana komunikator mengajukan pilihan yang lebih spesifik daripada hanya bertanya apakah seseorang ingin melakukan sesuatu. Dengan menawarkan opsi yang lebih terbatas, komunikator dapat mengarahkan penerima pesan untuk memilih di antara solusi yang ditawarkan, daripada menghadapi pilihan untuk melakukan sesuatu atau tidak. Hal ini dapat mengurangi ketidakpastian dan meningkatkan kemungkinan bahwa penerima pesan akan mengambil salah satu opsi yang ditawarkan.

Contoh pemakaian teknik ini dapat ditemukan dalam situasi penjualan, di mana seorang penjual mungkin mengatakan kepada calon pembeli, “Berdasarkan kebutuhan Anda, pilihan terbaik adalah model X atau model Y. Model mana yang lebih Anda prioritaskan?” Dengan menawarkan pilihan yang lebih terbatas, penjual dapat membimbing calon pembeli untuk membuat keputusan antara dua opsi yang ditawarkan, daripada membiarkan mereka bingung dengan pertanyaan apakah mereka ingin membeli atau tidak. Contoh kalimat: “Ketika Anda siap untuk memulai proyek, pertanyaannya adalah, apakah Anda ingin mulai dengan fase penelitian atau langsung masuk ke tahap pengembangan produk?”

8. The Swap Technique

Teknik “The Swap Technique” melibatkan tawaran untuk bertukar sesuatu yang bernilai bagi penerima pesan dengan imbalan tindakan atau persetujuan dari mereka. Strategi ini bertujuan untuk menciptakan rasa timbal balik atau keadilan di antara pihak yang terlibat. Di mana penerima pesan merasa bahwa mereka telah memperoleh sesuatu yang setara dengan apa yang diminta oleh komunikator. Dengan demikian, mereka lebih mungkin untuk bersedia untuk melakukan apa yang diminta sebagai balasan atas “kebaikan” yang mereka terima.

Penerapan teknik ini adalah dalam situasi negosiasi. Di mana seorang individu mungkin mengatakan kepada pihak lain. “Jika Anda setuju untuk menandatangani kontrak sekarang, saya akan memberikan diskon tambahan atau layanan tambahan secara gratis sebagai imbalan atas kerjasama Anda”. Dengan menawarkan imbalan yang berharga bagi penerima pesan, komunikator dapat meningkatkan kemungkinan bahwa mereka akan menerima tawaran atau permintaan yang diajukan. Contoh kalimat: “Jika Anda bersedia menyelesaikan proyek ini dalam waktu satu minggu, saya akan memberikan Anda potongan harga khusus sebagai penghargaan atas kerja keras Anda.”

9. Reassurance Technique

Teknik Reassurance adalah strategi persuasi yang menekankan pentingnya memberikan jaminan dan keyakinan kepada penerima pesan bahwa keputusan atau tindakan yang diminta adalah yang tepat. Dalam konteks komunikasi persuasif, kebutuhan akan jaminan dan dukungan sering kali muncul karena penerima pesan mungkin merasa ragu atau tidak yakin tentang langkah yang akan diambil. Dengan memberikan dorongan positif dan meyakinkan bahwa keputusan mereka akan menghasilkan hasil yang diinginkan atau menguntungkan. Komunikator dapat membantu mengatasi keraguan dan meningkatkan kemungkinan penerimaan terhadap pesan atau ajakan mereka.

Pemakaian teknik ini bisa ditemukan dalam presentasi penjualan, di mana seorang penjual mungkin ingin meyakinkan calon pembeli tentang kualitas produk atau layanan mereka. Penjual bisa mengatakan, “Saya memahami bahwa ini adalah keputusan penting bagi Anda. Saya ingin memberi tahu Anda bahwa produk kami telah terbukti memberikan kepuasan kepada banyak pelanggan sebelumnya, dan saya yakin Anda akan merasakan manfaat yang sama.” Dengan memberikan jaminan dan keyakinan kepada calon pembeli, penjual berharap untuk mengurangi keraguan mereka dan meningkatkan kemungkinan mereka untuk membeli produknya. Contoh kalimat: “Saya mengerti bahwa Anda mungkin memiliki beberapa keraguan tentang proyek ini. Tapi saya ingin memberi tahu Anda bahwa tim kami memiliki pengalaman yang luas dalam menangani proyek serupa. Dan kami siap untuk memberikan dukungan penuh kepada Anda.”

10. Getting Partial Commitment Technique

Teknik “Getting Partial Commitment” melibatkan mendapatkan komitmen kecil atau parsial dari penerima pesan sebelum meminta komitmen yang lebih besar atau signifikan. Strategi ini didasarkan pada prinsip konsistensi dalam psikologi sosial. Di mana seseorang cenderung ingin mempertahankan kesesuaiannya dengan komitmen atau tindakan sebelumnya yang telah mereka buat. Dengan meminta komitmen yang lebih kecil terlebih dahulu, komunikator dapat membantu membangun momentum dan kesiapan untuk komitmen yang lebih besar di masa depan.

Baca juga: 7 Teknik Komunikasi Persuasif

Teknik ini dapat ditemukan dalam proses penjualan. Di mana seorang penjual mungkin ingin mendapatkan pesanan dari pelanggan yang belum sepenuhnya yakin. Penjual bisa mulai dengan mengajukan pertanyaan seperti, “Apakah Anda ingin mencoba produk ini selama satu bulan untuk melihat bagaimana kinerjanya?” dengan harapan bahwa setelah pelanggan setuju untuk mencoba produk tersebut, mereka akan lebih mungkin untuk membelinya secara permanen di masa mendatang. Contoh kalimat: “Sebelum kita lanjutkan dengan kesepakatan keseluruhan, bagaimana kalau Anda setuju untuk menguji layanan kami selama satu bulan pertama? Ini akan memberi Anda kesempatan untuk melihat langsung manfaat yang kami tawarkan sebelum membuat keputusan yang lebih besar.”

11. Ask More, So They Settle For Less Technique

Teknik “Ask More, So They Settle For Less” melibatkan memulai dengan permintaan yang lebih besar atau lebih tinggi daripada yang sebenarnya diinginkan atau diharapkan. Setelah permintaan awal ditolak, komunikator kemudian mengajukan permintaan yang lebih kecil atau lebih wajar, yang kemungkinan lebih dapat diterima oleh penerima pesan. Strategi ini memanfaatkan prinsip psikologis bahwa orang cenderung merasa puas atau terbujuk setelah “bernegosiasi” dan merasa berhasil dalam menurunkan permintaan.

Contoh penggunaan teknik ini bisa ditemukan dalam situasi penjualan atau negosiasi harga. Di mana seorang penjual mungkin memulai dengan memberikan penawaran harga yang tinggi. Setelah penawaran awal ditolak oleh calon pembeli, penjual kemudian menawarkan diskon atau harga yang lebih rendah. Harga ini yang sebenarnya merupakan harga yang diinginkan. Misalnya, “Harga normal untuk produk ini adalah Rp 5.000.000, tapi hanya hari ini, saya bisa menawarkannya kepada Anda dengan harga diskon, hanya Rp 4.000.000,- Bagaimana menurut Anda?”. Dengan memulai dengan harga yang tinggi dan kemudian menurunkannya. Penjual berharap untuk membuat calon pembeli merasa bahwa mereka telah mendapatkan penawaran yang baik dan bersedia untuk membeli produk tersebut.

12. Planting Getting An IOU (I Owe You) Technique

Teknik “Planting Getting An IOU (I Owe You)” melibatkan memberikan bantuan atau kebaikan kepada penerima pesan terlebih dahulu. Utamanya menciptakan rasa hutang budi. Dengan memberikan sesuatu yang berharga atau membantu penerima pesan tanpa meminta imbalan langsung. Komunikator mencoba untuk menanamkan perasaan bahwa penerima pesan berhutang budi atau memiliki kewajiban untuk membalas bantuannya di masa depan. Teknik ini didasarkan pada prinsip bahwa orang cenderung merasa terikat untuk membalas kebaikan yang diterima.

Penerapan teknik ini dapat ditemukan dalam situasi seperti meminta bantuan atau dukungan dari kolega di tempat kerja. Seorang individu mungkin membantu seorang kolega menyelesaikan proyek atau memberikan nasihat tanpa mengharapkan imbalan langsung. Kemudian, ketika individu tersebut meminta bantuan atau dukungan dari kolega yang sama di masa depan, mereka dapat merujuk kembali pada bantuan atau dukungan yang mereka berikan sebelumnya. Hal ini menciptakan rasa hutang budi dan meningkatkan kemungkinan bahwa kolega akan bersedia membantu mereka. Contoh kalimat: “Saya tahu Anda sangat sibuk akhir-akhir ini, tapi beberapa waktu yang lalu Anda sangat membantu saya menyelesaikan proyek X. Sekarang, saya sedang menghadapi tantangan yang serupa dan saya harap Anda bisa memberikan saran atau dukungan yang sama seperti sebelumnya.”

Membangun Persuasi yang Bijaksana

Di akhir artikel ini, kita telah menjelajahi beragam teknik komunikasi persuasif yang dapat diterapkan dalam berbagai situasi. Mulai dari mengajukan pertanyaan yang mengarah pada jawaban ‘ya’ hingga memanfaatkan prinsip saling menguntungkan, setiap teknik memiliki keunikannya sendiri. Penting untuk diingat bahwa keberhasilan persuasi bukan hanya tergantung pada teknik yang digunakan. Keberhasila dipengaruhi juga pada kejujuran, integritas, dan tujuan yang baik.

Saat menggunakan teknik-teknik ini dalam interaksi sehari-hari, penting untuk mempertimbangkan dampaknya dan memastikan bahwa kita menggunakan kekuatan persuasi dengan bijaksana. Mengerti kebutuhan dan perspektif orang lain adalah kunci untuk menghindari manipulasi atau memanfaatkan kelemahan mereka. Dengan demikian, kita dapat menciptakan hubungan yang lebih kuat dan membangun komunikasi yang lebih efektif.

Terlepas dari konteksnya, kemampuan untuk mempengaruhi orang lain dengan cara yang positif dan membangun adalah keterampilan yang berharga. Dengan memahami dan menguasai teknik-teknik komunikasi persuasif, kita dapat menjadi komunikator yang lebih efektif. Serta akan memiliki pengaruh yang positif dalam berbagai aspek kehidupan kita.

You may also like