Home Komunikasi Politik Efek Komunikasi Politik

Efek Komunikasi Politik

by Rudi Trianto
Euforia Reformasi 1998 salah satu efek komunikasi politik

Efek komunikasi adalah dampak dari beragam bentuk pesan atau content komunikasi dalam interaksi komunikasi bagi target audience yang menjadi sasaran media dan saluran politik lainnya, baik efek langsung (immediate effect) maupun efek tidak langsung atau tunda (delayed effect). Pembahasan efek komunikasi politik sangat berkaitan dengan efek komunikasi media massa, karena dua hal ini saling mempengaruhi dan berhubungan erat dalam prosesnya.

Efek langsung adalah efek komunikasi politik yang menerpa khalayak secara langsung, yaitu khalayak mengalami terpaan pesan politik dan memberikan reaksi secara langsung. Misalnya, kampanye langsung atau face to face oleh politikus menyampaikan isu politik tertentu. Efek tidak langsung (delayed effect) adalah efek komunikasi politik yang menerpa khalayak secara tidak langsung atau tertunda. Khalayak tidak memberikan reaksi secara langsung. Misalnya, sosialisasi kebijakan berupa pesan politik melalui media massa. Sedangkan dari segi waktu, terdapat efek jangka pendek (short term effect) dan efek jangka panjang (long term effect).

Definisi

Donal K. Robert (Schramm dan Robert dalam Ardianto dan Erdinaya, 2004) mengungkapkan efek merupakan perubahan perilaku manusia setelah diterpa pesan media massa. Pesan politik dari komunikator politik ikut menentukan efek yang muncul meskipun faktor pemanfaatan media, situasi, dan kodisi khalayak juga merupakan elemen yang ikut menentukan.

Perubahan perilaku manusia sebagai salah satu efek komunikasi politik

Perubahan perilaku manusia sebagai salah satu efek komunikasi politik

Schramm menyatakan bahwa efek komunikasi terdiri atas primary effect dan secondary effect (Schramm & Bowes, 1990, dalam Ardianto dan Q-Anees, 2007). Primary effect adalah efek yang menerpa perhatian dan pemahaman khalayak serta memberikan proses internal individu yang menerima pesan. Sedangkan Secondary effect adalah efek pada perubahan tingkat kognitif (pengetahuan dan sikap) dan perubahan perilaku (menerima dan memilih), efek seseorang pada tahap pesan bersinggungan dengan eksternal penerima pesan.

Proses komunikasi politik untuk menciptakan efek positif bagi komunikator politik dan institusi. Efek positif dari khalayak atau public politik sangat penting, sekaligus sebagai indicator keberhasilan proses komunikasi politik. Efek iniah yang menentukan perubahan pikiran, sikap, dan perilaku khalayak atau public terhadap pesan politik.

Baca juga : Konsep Dasar Komunikasi Politik

Jenis Efek Komunikasi Politik

Menurut Steffen M. Chaffe (Effendy, 2009), jenis efek komunikasi politik dari pesan media komunikasi politik yang terjadi pada khalayak komunikasi politik adalah:

  1. Efek Kognitif adalah akibat yang timbul pada diri komunikan yang sifatnya informative. Efek kognitif membentuk pengetahuan seseorang mengenai sebuah isu dan merupakan informasi dalam mempertimbangkan atau mengambil suatu keputusan. Misalnya: Khalayak mendapatkan informasi mengenai perilaku seorang politikus yang berperilaku korup, tak memiliki integritas pada janji politiknya, dsb. Hal ini menjadi pengetahuan khalayak bahwa politikus tersebut cenderung korup dan tak memiliki integritas, mengabaikan kepentingan rakyat dsb.
  2. Efek Afektif efek ini kadarnya lebih tinggi dari efek kognitif. Komunikan yang terkena dampak afektif mulai memberi sikap terhadap suatu informasi, tidak berhenti pada tataran tambahan pengetahuan (kognitif). Efek komunikasi politik tidak hanya memberitahu khalayak melainkan lebih dari itu yakni dapat ikut merasakan. Contoh: Setelah kita mengetahui perilaku seorang politikus yang korup, tak berintegritas, muncul pada diri kita rasa jengkel, kasihan, atau malah membela perilakunya.
  3. Efek Konatif atau Behavioral berkaitan dengan perilaku komunikan setelah proses komunikasi berlangsung. Efek behavioral merupakan akibat yang timbul pada diri khalayak dalam bentuk perilaku, tindakan, atau kegiatan. Contohnya, adalah setelah mengetahui perilaku seorang politikus yang korup, kemudian kita merasa jengkel, muak, timbul keprihatinan, yang pada akhirnya menimbulkan sebuah Gerakan atau Tindakan berupa kampanye politik yang beretika, gerakan mendukung pemberantasan korupsi, menggalang petisi hukuman pemiskinan pada koruptor, dsb.
Salah satu efek komunikasi politik adalah Efek behavioral

Salah satu efek komunikasi politik adalah Efek behavioral

Model Efek Komunikasi Politik

Menurut Perse (2001) terdapat empat model efek komunikasi, termasuk komunikasi politik antara lain:

  1. Direct Effect, yaitu informasi atau pemberitaan media yang secara langsung mampu menciptakan efek pada masyarakat. Misalnya, pemberitaan mengenai pembongkaran Kalijodo secara langsung memundulkan efek pada masyarakat dengan memberi tanggapan terhadap tindakan dari pemerintah daerah DKI Jakarta.
  2. Conditional Effect yaitu efek yang muncul bergantung pada kondisi tertentu yang mendukung atau berkaitan dengan isi informasi atau pemberitaan media. Misalnya, informasi mengenai banjir memberikan efek yang bersifat kondisional pada khalayak pada saat banjir terjadi atau ketika khalayak mengalami peristiwa tersebut.
  3. Cummulative Effect yaitu efek yang mampu memengaruhi semua khalayak sehingga kemungkinan besar khalayak mempunyai respond yang sama terhadap informasi/pemberitahuan media. Misalnya, pemberitaan mengenai tsunami Aceh memberikan efek yang bersifat kumulatif pada seluruh masyarakat Indonesia, bahkan dunia mengenai sikap dan perilaku yang muncul terhadap peristiwa tersebut.
  4. Cognitive-Transactional Effect berdasarkan transaksi kognitif, yaitu informasi atau pemberitaan media mampu menciptakan efek yang bersifat pertukaran pengetahuan pada khalayak. Misalnya, informasi atau pemberitaan media mengenai politikus yang memunculkan perubahan pengetahuan khalayak dari tidak suka menjadi suka atau sebaliknya.

Baca juga: Komunikator Politik

Tipe Kekuatan Simbolis Efek Komunikasi Politik

Denis McQuail (2011) menjelaskan lima tipe kekuatan simbolis yang terkait dengan efek komunikasi, termasuk komunikasi politik yaitu:

By Way of Information yaitu melalui cara menyampaikan informasi

By Way of Information yaitu melalui cara menyampaikan informasi

  1. By Way of Information, yaitu melalui cara menyampaikan informasi. Cara menyampaikan informasi menentukan berhasil tidaknya informasi tersebut mempengaruhi khalayak.
  2. By Stimulation to Action, yaitu melalui rangsangan-rangsangan komunikasi. Beragam bentuk stimulus komunikasi dalam berbagai tindakan dan simbol-simbol mampu meneguhkan pemberitaan yang memunculkan perhatian khalayak terhadap pemberitaan yang ada.
  3. By Directing Attention Differentially, yaitu melalui beragam bentuk perhatian secara langsung. Sebuah informasi media hampir tidak mungkin menghasilkan efek yang sama pada khalayak.
  4. By Persuasion, yaitu melalui persuasi dalam berbagai bentuk, baik bahasa verbal maupun nonverbal. Persuasi mampu membuat informasi sampai kepada khalayak secara halus dan tidak memaksa, namun mampu menghasilkan efek yang mendalam dan bertahan lama.
  5. By Defining Situations and Framing Reality, yaitu melalui pendefinisian situasi/konteks peristiwa dan kerangka sebuah peristiwa. Konteks sebuah peristiwa sangat penting dalam upaya menciptakan efek maksimal pada sebuah pemberitaan.

Baca juga: Pesan Komunikasi Politik

Tipologi Efek Komunikasi Politik

Dennis McQuail (2002) menyatakan bahwa efek komunikasi massa termasuk komunikasi politik terbagi ke dalam beberapa bentuk, antara lain:

1. Planned and Short Term

Efek media massa yang terjadi dalam waktu pendek, cepat, dan instan yang memengaruhi seseorang atau masyarakat. Beberapa bentuk efeknya, antara lain:

Propaganda adalah salah satu tipologi efek komunikasi politik

Propaganda adalah salah satu tipologi efek komunikasi politik

  1. Propaganda adalah suatu penyebaran pesan secara saksama untuk mengubah sikap, pandangan, pendapat, dan tingkah laku penerima atau komunikan sesuai dengan pola dari komunikator (Satropoetro, 1999: 34)
  2. Individual Response. Individu berubah atau bertahan setelah mendapat terpaan pesan untuk memengaruhi sikap, pengetahuan, atau perilaku. Persoalan perubahan khalayak pada level kognisi, afeksi, dan behavioral sangat bergantung pada kebutuhan, keinginan individu sebagai khalayak yang aktif, dan seleksi terhadap proses konsumsi media.
  3. Media Campaign. Suatu situasi di mana sejumlah media secara terorganisasi untuk mencapai tujuan persuasif atau memberi informasi kepada populasi tujuan.
  4. News Learning. Efek kognitif jangka pendek yang diakibatkan oleh terpaan berita media massa, yang diukur dengan serangkaian tes terhadap audiens guna mehhat daya ingat, pengenalan, atau pemahaman mereka.
  5. Agenda Setting. Topik atau isu yang diberi penekanan oleh media relatif memengaruhi susunan prioritas pentingnya isu atau tingkat kesadaran audiens terhadap suatu isu atau hal-hal penting lainnya yang berkaitan dengan isu tersebut
  6. Framing. Pengaruh yang terjadi pada publik tentang sudut pandang sebuah pemberitaan, kerangka penafsiran, dan hal-hal seputar konteks pemberitaan serta peristiwa yang disajikan.

Baca juga: Saluran atau Media Komunikasi Politik

2. Unplanned and Short Term

Adalah efek media massa yang tidak direncanakan atau tidak dapat diperkirakan. Efek media ini terjadi di luar kontrol dan kemampuan media atau orang yang menggunakan media untuk menyebarkan informasi, serta dalam kondisi yang tidak dapat diperkirakan. Dua bentuk efek media yang tidak direncanakan dan terjadi dalam waktu yang pendek (McQuail, 2002: 468), yakni:

Individual Reaction merupakan salah satu tipologi efek komunikasi politik

Individual Reaction merupakan salah satu tipologi efek komunikasi politik

  1. Individual Reaction. Efek oleh individu karena terpaan atau stimulus media. Umumnya dalam bentuk peniruan dan pembelajaran, bukan hanya berupa tindakan agresif atau perilaku menyimpang (termasuk bunuh diri), melainkan berupa imitasi terhadap ide atau perilaku yang pro-social.
  2. Collective Reaction. Efek oleh masyarakat yang berdasar pada pengalaman secara bersama-sama oleh banyak orang dalam situasi atau konteks bersama. Ketakutan, kecemasan, dan kemarahan merupakan reaksi potensial yang paling sering terjadi, yang bisa mengarah pada kepanikan atau gangguan dalam masyarakat.

3. Planned and Long Term

Bentuk efeknya adalah sebagai berikut:

  1. Development in Communication atau Diffusion in Development. Perencanaan komunikasi untuk tujuan pembangunan jangka panjang (kerapkali terjadi pada negara-negara dunia ketiga) melalui serangkaian kampanye dan sarana-sarana persuasif lainnya, khususnya melalui jaringan interpersonal dan otoritas terlembaga yang ada dalam masyarakat atau komunitas tertentu.
  2. Diffusion of Innovations. Sebagai serangkaian proses penerimaan pembaruan teknologi dalam suatu populasi, kerapkali dengan mendasarkan pada periklanan atau publisitas pada umumnya
  3. Distribution of Knowledge. Konsekuensi media informasi dan pemberitaan dalam menyebarluaskan pengetahuan kelompok-kelompok sosial dengan referensi yang berbeda untuk sumber berita yang berbeda dan untuk masyarakat yang sangat beragam.

Baca juga: Khalayak atau Audien Komunikasi Politik

4. Unplanned and Long Term

Efek komunikasi ini (Mc-Quail 2005) memunculkan beberapa hal:

  1. Social Control. Adalah sebuah fungsi pengawasan yang khusus menyediakan informasi dan peringatan kepada masyarakat tentang apa saja yang terjadi di lingkungan mereka. Contoh: pemberitaan di media dan platform digital tentang korupsi dan penyelewengan kekuasaan menjadikan sebagian masyarakat sudah berani melaporkan dan menyatakan pendapat.
  2. Socialization. Fungsi menyebarluaskan informasi yang bersifat informal dalam hal pembelajaran dan adopsi norma-norma, nilai, serta harapan-harapan tentang perilaku di dalam peran-peran sosial tertentu. Cntohnya adalah sebuah isu, kebijakan, program pemerintah akan tersebar luas menjangkau mesyarakat dalam jumlah besar karena fungsi sosialisasi media.
  3. Event Outcomes. Media komunkasi politik memiliki fungsi sebagai kekuatan pertama dalam proses komunikasi politik dan sebagai sumber informasi yang bertanggung jawab bagi public, bukan sekedar mempublikasikan berita atau informasi. Contohnya media dan KPK selama beberapa tahun bahu-membahu mempublikasikan kasus-kasus korupsi.
  4. Reality Defining. Masyarakat harus aktif melakukan intepretasi terhadap beragam liputan media. Efek jenis ini juga berbeda dalam hal keaktifan penerima pesan atau khalayak dalam berpartisipasi dan proses konstruksi makna menurut pemaknaan mereka masing-masing.
  5. Institutional Change. Perubahan teknologi komuikasi memaksa saluran media komunikasi untuk melakukan adaptasi secara menyeluruh. Dinamika ini merubah paradigma dalam memproduksi, mengkonsumsi, dan mendistribusikan pesan.
  6. Cultural Change. Perubahan keseluruhan pola-pola perilaku dan bentuk-bentuk simbolis yang merupakan ciri khas suatu kelompok atau masyarakat. Contohnya adalah penggunaan gadget sebagai budaya baru dalam berkomunikasi, hal ini merubah budaya masyarakat dalam membina hubungan ekonomi, politik, dan kehidupan sehari-hari.

Demikianlah pembahasan tentang efek komunikasi politik. Kesimpulannya bahwa efek komunikasi politik adalah dampak dari beragam bentuk pesan atau content komunikasi yang bertransformasi dalam interaksi komunikasi bagi target audience yang menjadi sasaran media dan saluran politik lainnya, baik efek langsung (immediate effect) maupun efek tidak langsung atau tunda (delayed effect). Semoga bermanfaat. www.himso.id

You may also like

Leave a Comment