Saluran atau media komunikasi politik adalah alat atau sarana para komunikator politik dalam menyampaikan pesan-pesan politiknya. Misalnya media cetak, media elektronik, media online, sosialisasi, komunikasi kelompok partai, organisasi masyarakat, dan sebagainya. Saluran komunikasi politik merupakan alat untuk membantu menyampaikan pesan politik secara praktis. Dengan kata lain, saluran komunikasi politik merupakan media untuk berkomunikasi politik.
Pengertian saluran komunikasi politik di dalam pembahasan ini memang luas cakupannya. Segala sesuatu pihak atau unsur yang memungkinkan sampainya pesan-pesan politik termasuk ke dalam saluran komunikasi politik. Almond dan Powell (dalam Nasution, 1990) mengistilahkan saluran komunikasi politik sebagai struktur-struktur komunikasi, yang sebenarnya sebagai saluran komunikasi politik.
Daftar Isi
Tipe Saluran Komunikasi Politik
1) Komunikasi Massa
Ada dua bentuk saluran komunikasi massa, masing-masing berdasarkan tingkat berlangsungnya komunikasi dari satu orang kepada banyak orang, yaitu :
- Komunikasi Tatap Muka. Bentuk komunikasi politik secara langsung berhadap-hadapan (face to face). Contonya seorang kandidat politik berkampanye atau berbicara di depan rapat umum, seorang pejabat public atau ketua partai politik mengadakan konferensi pers di depan reporter media.
- Komunikasi Berperantara. Bentuk komunikasi politik yang terjadi jika ada perantara penghubung antara komunikator dengan khalayak. Contohnya antara lain, pidato presiden ke seluruh masyarakat suatu negara melalui siaran televisi. Di sini media, teknologi, sarana, dan alat komunikasi lainnnya ikut serta.
2) Komunikasi Interpersonal
Yaitu merupakan bentukan dari hubungan satu komunikator politik kepada satu orang komunikan. Saluran ini mempunyai dua bentuk penyampaian, yaitu:
- Saluran Interpersonal Tatap Muka. Yakni komunikasi yang terjadi antara komunikator politik kepada satu orang komunikan secara face to face. Contohnya seorang kandidat presiden yang berjalan melalui orang banyak sambil berjabat tangan atau seorang kandidat politik yang melakukan blusukan atau kunjungan door to door dari rumah ke rumah.
- Saluran Interpersonal Berperantara. Yakni komunikasi yang terjadi antara komunikator politik kepada satu orang komunikan melalui perantara atau sarana komunikasi. Contonya seorang pejabat public menyebar nomor hotline kepada masyarkat berupa sambungan telepon langsung yang memungkinkan warga masyarakat berbicara dan mengadukan secara pribadi permasalahannya.
Baca juga : Konsep Dasar Komunikasi Politik
3) Komunikasi Organisasi
Bentuk komunikasi politik ini dengan menggabungkan cara penyampaiaan dari satu orang komunikator politik kepada satu komunikan politik dan satu komunikator politik kepada banyak komunikan politik. Komunikasi organisasi ini terbagi menjadi dua dalam proses penyampaianya, yaitu :
- Komunikasi Organisasi Tatap Muka. Contohnya: seorang presiden melakukan diskusi tatap muka dengan bawahannya atau kepala penasihatnya.
- Komunikasi Organisasi Berperantara. Contohnya pengedaran memorandum, sidang, konvensi (seperti misalnya konvensi empat tahunan nominasi kepresidenan pada partai demokrat dan partai republic di Amerika), buletin dan laporan berkala intern, dan lokakarya

Struktur dalam Saluran Komunikasi Politk
Struktur Saluran Komunikasi Politik
Struktur-struktur saluran komunikasi politik menurut Almond dan Powell (dalam Nasution, 1990) yaitu:
- Struktur Wawancara Informal. Struktur ini merupakan saluran yang efektif dalam penyampaian pesan-pesan politik. Sebagaimana pada sistem organisasi manapun, selain struktur yang bersifat formal dari suatu organisasi atau sistem, terdapat pula struktur informal yang membayanginya. Saluran ini bersifat bebas dalam arti tidak terikat oleh struktur yang formal, namun tidak semua orang dapat akses ke saluran ini dalam kadar yang sama.
- Struktur Sosial Tradisional. Pye (1963) menggambarkan karakteristik proses komunikasi pada masyarakat tradisional, sebagai berikut; Petama, Tidak terorganisir sebagai suatu sistem yang jelas terbedakan dari proses-proses sosial yang lainnya. Kedua, Mereka berpartisipasi dalam proses komunikasi tersebut, melakukan atas dasar posisi sosial atau menduduki jabatan politik oleh yang bersangkutan dalam masyarakatnya, dan sepenuhnya menurut ikatan pribadi mereka. Ketiga, Informasi biasanya mengalir mengikuti garis hirarki sosial atau menurut pola tertentu berdasarkan hubungan sosial pada tiap komunitas. Dan terakhir, Proses komunikasi tersebut tidak independen dari aturan hubungan sosial, ataupun isi komunikasi. Penyebabnya adalah karena proses komunikasi umumnya erat berkaitan dengan struktur dasar masyarakat tradisional.
- Struktur Masukan (Input) Politik. Merupakan struktur yang memungkinkan terbentuknya input bagi sistem politik. Struktur-struktur input politik seperti serikat pekerja, kelompok-kelompok kepentingan, dan partai politik, merupakan saluran informasi yang bermakna dalam komunikasi politik. Merupakan sifat paling dasar bagi organisasi-organisasi politik, untuk melakukan transmisi kepentingan, baik yang umum (popular) dan yang khusus, ke arah garis kepemimpinan politik yang berkuasa.
- Struktur Keluaran (Output) Politik. Adalah struktur formal dari pemerintahan. Struktur kepemerintahan, khususnya birokrasi, memungkinkan pemimpin-pemimpin politik mengkomunikasikan petunjuk bagi pelaksanaan peraturan-peraturan untuk bermacam pemegang jabatan politik dengan cara yang efisien dan jelas.
- Media Massa. Saluran media massa, sudah barang tentu, sesuai dengan fungsi aslinya merupakan saluran penting dalam komunikasi politik. Namun dalam membicarakan saluran media massa dalam rangka komunikasi politik, sering berkaitan dengan konsep-konsep mengenai; Pertama, kebebasan media massa. kedua, Independensi media massa pada suatu masyarakat dari control yang berasal dari luar dirinya, Ketiga, Integritas media massa sendiri pada missi yang diembannya.
Baca Juga : Komunikator dalam Komunikasi Politik
Pemanfaatan Saluran Komunikasi Politik
Galnoor (dalam Nasution, 1990) menekankan masalah pemanfaatan saluran ini karena menurut pendapatnya mobilitas politik dan masalah akses ke jaringan komunikasi merupakan prasyarat bagi tumbuhnya partisipasi politik. Ia mengartikan partisipasi politik sebagai aktivitas pribadi warga negara yang bertujuan untuk mempengaruhi kemudi yang aktual darti sistem politik yang bersangkutan.

Pemanfaatan saluran komunikasi politik
Suatu partisipasi politik dalam kaitannya dengan komunikasi politik, menurut Galnoor (dalam Nasution, 1990), mencakup hal-hal berikut:
- Kemampuan memprakarsai suatu pesan informasi oleh para individu yang menginginkan sesuatu dari sistem politik, atau memberikan respon terhadap sesuatu. Dengan perkataan lain, suatu usaha untuk menggunakan jaringan komunikasi dan saluran-salurannya untuk tujuan politik.
- Pemanfaatan secara otonom jaringan komunikasi politik yang ada, dalam pengertian bukan sekedar hasil mobilisasi dari atas.
- Upaya informasional yang bukan sekedar suatu praktek berkomunikasi, tetapi benar-benar sebagai suatu upaya untuk memperoleh dampak yakni menyampaikan pesan-pesan kekuasaan untuk mempengaruhi kemudi sistem politik yang bersangkutan.
Selanjutnya ia mengatakan bahwa pemanfaatan saluran komunikasi politik tersebut berhubungan dengan dua tahap perkembangan politik yang demokratis, yaitu:
- Partisipasi responsif, di mana anggota masyarakat memberikan suara, menyampaikan keluhan, kepada para pejabat, dan barangkali mengidentifikasikan diri merka melalui tanda-tanda identitas tertentu. Nemun dalam tahap ini, konsepsi masyarakat mengenai politik masih dalam pola subject participant atau pelaku peserta, dan peranan mereka sebagai komunikator politik yang otonom masih relatif terbatas.
- Partisipasi dengan keterikatan (Commited Participation), di mana masyarakat berkampanye dan mengorganisir diri sendiri karena mereka akan berhasil mengubah keadaan. Komitmen mereka berkaitan dengan tingkat keampuhan yang tinggi dan dengan investasi sumber-sumber politik pribadi milik mereka seperti: waktu, dana, kontak-kontak, dan reputasi. Para partisipan dalam tahap ini benar-benar terlibat dalam politik baik secara pribadi maupun psikologis.
Baca Juga : Pesan dalam Komunikasi Politik
Media Dalam Agenda Komunikasi Politik
- Telepon. Alat Komunikasi lisan yang memiliki beberapa kegunaan bagi kampanye kontemporer. Media ini kerapkali berfungsi menjalin dan melakukan hubungan person to person. Perkembangan teknologi komunikasi sekarang ini menciptakan konvergensi media massa. Telepon seluler, smartphone digunakan oleh komunikator politik untuk menyampaikan pesan-pesan politik dalam beragam bentuk yang efektif dan efisien
- Radio. Merupakan media massa favorit khalayak. Meskipun tidak menampilkan visual/gambar hidup, radio bisa merambah ke lokasi di mana media lain sulit menjangkaunya. Hingga saat ini radio masih menjadi sumber informasi dalam pemberitaan politik.
- Televisi. Media massa ini berpengaruh besar dalam karena kemampuannya dalam menjangkau khalayak dalam jumlah yang besar dan dalam waktu yang serempak. Penggunaannya sebagai sarana kampanye dalam membangun citra seorang kandidat politik, memproyeksikan atribut-atribut partai politik, kebijakan politik pemerintah dan kegatan politik lainnya.
- Media Cetak. Media cetak masih memiliki tempat tersendiri dan belum khalayak tinggalkan. Surat kabar dan majalah menjadi dua media cetak favorit dalam kegiatan komunikasi politik. Pada pemilu 2014, surat kabar menjadi ruang publisitas partai politik dalam mengkampanyekan dan menyosialisasikan agenda partai.
- Media Baru (New Media). Berbasis internet (Facebook, Twitter, Youtube, dsb) menjadi media paling mutakhir yang digunakan dalam menyampaikan pesan-pesan komunikasi politik. Dengan sistem jejaring sosial atau media sosial lebih banyak peminat karena karakteristiknya yang murah, memiliki jangkauan global, bersifat personal, dapat merubah paradigm produksi isi media, dan hubungan antara komunikator dengan khalayak. Dalam proses komunikasi politik di Indonesia media baru ini menjadi media masa depan dalam saluran komunikasi politik.
Nah itulah pembahasan tentang media saluran komunikasi politik. Saluran komunikasi politik memiliki kekuatan memberikan pengaruh dan menentukan perilaku politik, karena dapat berperan dalam membentuk opini publik. Bagi kekuatan politik yang akan ikut bertarung dalam pemilihan umum, penting untuk memanfaatkan saluran atau media secara efesien dan efektif untuk menyampaikan pesan-pesan politiknya. www.himso.id